Jumat, 24 Oktober 2014

Laiqa Writing Competition


 Hijab Syar’i Gerakan Perubahan

“kamu ikutan aliran apa sih?”. Gubrak !!! Ya kata-kata itu menjadi pertanyaan  teman SMA-ku  saat  pertama kali bertemu denganku setelah beberapa bulan tak berjumpa karena kita sudah menjajaki dunia  kampus yang berbeda. Aku yang dilempari pertanyaan seperti itu hanya bisa tersenyum dan menjelaskan semampuku bahwa aku tidak mengikuti  ’aliran’ apapun, ini adalah proses perbaikan diri. Sebelum bertemu dengan teman-teman lamaku  aku sudah mengira bakal ada banyak pertanyaan yang berbaris mereka ajukan kepadaku, namun aku sudah mempersiapkan diri untuk bisa menjelaskan kepada mereka. Pantaslah mereka bertanya-tanya dengan penampilanku yang sekarang ini, bagaimana tidak,  mereka yang dulu biasa melihatku menggunakan jeans ketat, baju yang memperlihatkan bentuk tubuh dan cara pakai hijab yang ikut-ikutan seperti hijabers, sekarang berubah drastis dengan memakai gamis longgar dan  kerudung besar. Aku menganggap semua pertanyaan itu adalah sebuah bentuk perhatian  seorang sahabat yang melihat sebuah perubahan yang terjadi pada sahabatnya, dan tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk denganku. Dalam hati aku berkata tenanglah sahabatku aku nyaman dengan penampilanku sekarang, lebih sederhana dan apa adanya.
Perubahan yang aku alami ini bukan seperti memasak mie instan yang langsung jadi, ya walaupun tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama  untuk transformasi penampilan. ini bermula saat aku mengunjungi  Islamic Book Fair yang diselenggarakan di Istora Senayan tahun 2013 lalu. Entah apa yang aku rasakan saat itu, suasana yang membuat hati ini menggebu-gebu untuk bisa lebih mempelajari agama islam dengan baik, berkumpul dengan orang-orang yang senantiasa berlomba-lomba menuntut ilmu syar’i, kerumunan akhwat yang memakai kerudung besar, membuat hati ini terpacu untuk bisa memperbaiki diri jadi seorang muslimah yang selalu berada di jalan Surga. Kala itu aku  membeli beberapa buku dan satu helai gamis, dengan niatan ini adalah modal awalku untuk bertransformasi menjadi seorang akhwat yang lebih baik lagi.
Aku mulai menyempatkan diri untuk membaca buku yang aku beli disela-sela kesibukan kuliahku. Pada dasarnya aku sangat tidak suka membaca, terkecuali buku-buku pelajaran yang memang wajib aku baca. Alhasil untuk membaca satu buku saja yang halamannya tidak terlalu banyak aku bisa menyelesaikannya dalam waktu seminggu bahkan lebih.Namun, aku teringat dengan sebuah nasihat bahwa jika kita tidak sanggup untuk melawan rasa malasnya untuk belajar maka kita harus sanggup untuk menerima perihnya karena  kebodohan.  Dari situ aku mulai mencicil untuk mengaplikasikan apa yang telah aku baca dalam kehidupanku sehari-hari. Perubahan yang terjadi dalam aspek spiritualku juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan kampus yang menerapkan budaya islami dalam setiap aktivitasnya. Awal aku masuk kampus, aku merasa aneh melihat kaka tingkat dan sebagian teman seangkatanku menggunakan gamis dan jilbab besar, namun setelah mengikuti mentoring perlahan aku mengetahui alasanya kenapa mereka berpakain seperti, budaya kampus yang menerapkan keramahan dan saling menyapa saat bertemu dengan gaya khas jabat tangan sambil cipika-cipiki itu pun yang membuatku kaget karena sebelumnya aku tak pernah melakukan hal itu, dulu mungkin cukup dengan senyum, namun sekarang bertemu sambil berjabat tangan lebih afdol, terlebih lagi karena saat kita berjabat tangan dengan 1 orang maka gugur 1 dosa kita. Wah, kebayang kan kalau setiap bertemu dengan teman wanita kita berjabat tangan, dan berapa banyak teman yang kita jumpai saat berada dikampus, Subhanallah!  Aku baru mengetahuinya sekarang.
Buku ‘to be a true Muslimah’ adalah salah satu jalan untukku menjadi wanita yang sesungguhnya sesuai dengan perintah-Nya. Saat itu, pementorku mengajak aku dan teman yang lainnya untuk sama-sma membahas isi buku itu, hanya beberapa point saja yang baru pementorku jelaskan dari isi buku tersebut namun aku sudah tertarik sekali untuk membacanya. Ya, aku pinjam buku itu untuk beberapa hari kepada pementorku, subhanallah, dari buku itu aku banyak mengetahui apa yang sebelumnya buta dalam pikiranku, menjawab pertanyaanku diawal aku melihat  cara berpakaian akhwat dikampusku dan banyak memberiku inspirasi bagaimana harusnya bersikap dan berpenampilan,
Perlahan aku memberanikan diri untuk menggunakan pakaian syar’i, dimulai dengan menggunakan jilbab yang menutupi dada namun saat itu aku masih menggunakan jeans karena kebetulan belum banyak koleksi rok atau gamis yang aku punya. Perlahan aku mengganti seluruh jeans yang sering aku pakai dengan rok dan sesekali aku kenakan gamis untuk pergi ke kampus, dan perubahan terakhir yang aku lakukan adalah mengenakan jilbab syar’i yang menutupi dada, lebar , dan tidak terawang. Apa yang aku lakukan ini tidak terhindar dari komentar dan pertanyaan dari teman kampusku yang pertama kali melihat perubahan ini. Tapi alhamdulillah, banyak teman akhwatku yang sangat senang dan mendukung perubahan ini, mereka selalu menyanjungku dengan kalimat “subhanallah, jadi lebih cantik”. Alhamdulillah, ternyata dengan berjilbab syar’i seperti ini, aku lebih disenangi dan sekaligus mematahkan bahwa berhijab syar’i itu kuno dan terlihat tu, namun yang aku rasakan sangat berbeda.
Semenjak aku berubah, banyak sekali perubahan yang aku rasakan, bukan hanya perubahan yang membuatku menjadi lebih baik, tapi juga perubahan yang membuat suatu keadaan yang tidak aku senangi. Semenjak aku berhijab syar’i aku merasa ada beberapa orang temanku yang merasa segan dan agak mulai membatasi denganku. Entah karena penampilan dan sikapku yang lebih menjaga, atau karena mereka tida suka dengan perubahanku ini. Namun itu hanya segelintir dampak kurang baik yang aku terima dibanding limpahan karunia yang Allah berikan setelah aku berpakaian syar’i.
Bukan saja dari teman-teman kampusku yang menunjukan reaksi atas perubahan ini, namun saudara-saudaraku  terutama orang tuaku pun  merasa heran bahkan mereka cenderung khawatir dengan perubahan dan penampilanku ini.Mereka tak pernah bertanya kepadaku mengapa bisa aku berubah seperti ini, namun sikap mereka kepadaku menunjukkan betapa khawatirnya mereka jika aku mengikuti kegiatan-kegiatan yang aneh seperti banyak yang kita tahu, kegiatan berbasis islam namun malah banyak hal-hal yang salah didalamnya atau singkatnya aliran sesat.
 Sebenarnya ayah tidak terlalu suka dengan cara berpakaianku yang seperti ini,  menurut beliau pakaian seperti ini terlalu berlebihan tapi ia  tak pernah melarangku seperti ini, mungkin setelah waktu berjalan ia memahami kenapa aku melakukan ini. Namun layaknya kebanyakan orangtua  diluar sana terutama ibuku menjadi lebih protektif diawal perubahanku ia sering bertanya tentang kegiatanku dikampus, sering menyuruhku pulang seminggu sekali ke rumah, bahkan beberapa kali aku dijemput agar aku pulang, padahal waktu perjalanan rumahku dan tempat kos sekitar 2-3 jam, tapi ibuku rela menjemputku agar saat libur kuliah aku tidak mengikuti kegiatan-kegiatan  kampus, karena ibuku tidak mengizinkan aku mengikuti kegiatan organisasi apapun. Sempat aku membantah dan tetap bersikeras untuk mengikuti organisasi keagamaan di kampus tapi malah membuat aku dan ibuku sedikit cekcok. Aku merasa saat itu tak ada yang mendukungku malah cenderung mereka tak percaya dengan kesungguhanku untuk berubah menjadi yang lebih baik lagi, orangtuaku takut kalau nanti keistiqomahanku ini tiba-tiba pudar atau takut  jika aku melakukan kesalahan dan orang lain akan menilaiku sebagai orang yang munafik karena penampilanku yang sudah syar’i tapi perilakuku belum mencerminkannya.

Ya, aku hanya berusaha memahami kekhawatiran orang tuaku  dan berusaha menjadi anak yang patuh kepada  kedua orang tuanya, aku pun mengikuti nasihat dan keinginan orang tuaku untuk tidak mengikuti organisasi keagamaan dikampus, dengan tidak  melarangku untuk berpakaian syar’i. Dalam hati aku berkata aku hanya ingin berubah menjadi lebih baik, tapi mengapa orang terdekatku malah menyepelekanku dan tidak percaya dengan kesungguhanku????? Mengapa?? Ya hanya kata mengapa itulah yang selalu aku tanyakan disetiap perbincanganku dengan Allah lewat doa. Aku hanya ingin memperbaiki diri mulai dari cara berpakaian, mungkin sebagian orang ada yang berpendapat bahwa berhijab itu  dari hati aja lebih dulu, kan katanya percuma kalau hijab syar’i tapi kelakuanya amburadul. Tapi menurutku, hijab ini melindungi, membatasi antara yang baik dan yang tidak, menjaga wanita muslimah sepenuhnya, antara hijab dan perilaku itu berbeda, hijab itu kewajiabn dan perilaku itu akhlak yang tiap orang berbeda-beda. Hijab lebih membuatku terjaga dari perilaku yang kurang baik, meskipun tak selamanya yang mengenakan hijab itu baik, tapi yang baik pasti berhijab.Contoh nyatanya  saja,  dengan hijab syar’i aku kenakan membuat teman lawan jenisku segan dan dan lebih menghormatiku, ini menjadi sebuah indikator bahwa hijab syar’i menjadi sebuah pakaian taqwa sekaligus pakaian kehormatan bagi setiap wanita muslimah.
Hijab syar’i ini lebih membuat aku merasa sederhana dan berpenampilan apa adanya, berbeda sekali dengan sebelumnya. Aku ingin selalu tampil berbeda dengan gaya hijab yang di model-modelkan bak hijabers. Namun sekarang, aku sadar bahwa hakikat berhijab adalah menutupi kecantikan kita bukan malah untuk menjadi pusat perhatian karena berpenampilan yang mengundang perhatian, walaupun dengan berpakaian syar’i mungkin banyak orang yang memperhatikan kita karena tidak biasanya tapi setidaknya kita tidak mengundang mata lawan jenis kita karena tidak menggunakan pakaian yang memperlihatkan bentuk tubuh kita. Dengan berpakaian syar’i kita akan lebih terlihat cantik, meskipun bukan itu tujuan kita, bukan untuk lebih mempercantik diri kita, namun itulah alamiahnya, wanita yang melindungi dirinya dengan hijab syar’i akan lebih terlihat cantik da anggun.
Aku sangat bersyukur karena Allah telah menurunkan secercah hidayahnya kepadaku, manusia yang bergelimang dosa dan menempatkanku disekeliling orang-orang yang mencintaNya. Semoga ceritaku ini dapat menginspirasi saudari muslimah yang lain. Dan semoga kita semua diberi keistoqamahan oleh Allah SWT, aamiin


By : ukhti Evi . Tanah baru. Pemenang Laiqa writing competition (

AL-muzzamil, wahai orang yang berselimut…


          Malam menghiasi bumi dengan kegelapan, jiwa jiwa yang hidup terlelap dalam peraduan. Ingin sedikit mengingatkan tentang orang orang yang berselimut. Mengapa malam? Mengapa berselimut yang akan didiskusikan? Jawabannya simple, tapi penjelasannya panjang. Malam bagi sebagaian orang adalah waktu untuk berhenti dari segala aktivitas dunia dan waktu untuk mengistirahatkan raga. Benar sekali, itu adalah jawaban yang masuk akal setelah 8 jam kita habiskan untuk bekerja maka malam lah yang ditunggu oleh tubuh kita untuk beristirahat. Namun, tahukah ternyata pada waktu malam itu sebenarnya adlah waktu paling special. Mengapa dikatakan special? Karena pada waktu sepertiga malam terakhir Allah mendengar doa hambanya yang menghidupkan malam. Nah, lalu apa hubungan malam dan orang yang berselimut ? malam identik dengan tidur, sunyinya suasana serta dingin nya malam beserta hembusan angin yang menambah kenikmatan tidur. 
           Orang yang berselimut yang dimaksud adalah orang yang tidur. Kedua nya memiliki keterikatan dalam surat al muzzamil. Dalam surat ini Allah memanggil semua manusia yang sedang  berada dalam peraduannya untuk bangkit bertemu denganNYA, bisa kita lihat di ayat pertama “ wahai orang-orang yang berselimut” Allah jelas memanggil, pada saat turunnya ayat ini Allah memanggil langsung baginda Rasulullah SAW untuk bangkit dari selimut yang ia kenakan. Allah secara eksklusif berkata kepada manusia untuk bangun dan bermunajat lah pada waktu sepertiga malam. Akan tetapi, masih banyak saat ini umat setelah rasulullah wafat meninggalkan malam special bermunajat dengan Allah. setan setan menutupi mata untuk melihat, kaki untuk malas mengambil wudhu, dan hati untuk menolak bangun. Al-Muzzamil sebuah pesan dari Rabbunna, sebagai tanda cinta Nya kepada kita karena dalam sepertiga malam terakhir adalah waktu terbaik untuk tubuh kita dan mampu menjernihkaan akal di tengah kejenuhan duniawi. Sebuah refleksi dan pengingat diri, bahwa  dalam sepertiga malam terakhir adalah waktu untuk bermunajat dengan sepenuh hati. Dalam kesepian setelah aktivitas dunia yang melelahkan maka Allah memanggil kita di sepertiga malam terakhir untuk menghimpun tenaga, karena ternyata ada kebaikan luarbiasa yang dimiliki oleh sepertiga malam terakhir. Wahai orang yang berselimut penuhilah hak mu untuk bertemu RabbMu…
By: Bunga Kesabaran

Rabu, 30 Juli 2014

Tentang kisah Pelangi


         Beberapa hari  melihat berbagai manusia mengajarkan aku tentang sesuatu, tiap orang ternyata memiliki permasalahan sendiri. Jika kita di posisikan sebagai mereka mungkin kita akan menganggap bahwa  masalah kita adalah masalah yang amat berat dan sulit. Akan tetapi jika kita memposisikan diri kita sebagai orang ketiga atau orang yang berperan  melihat adegan kehidupan kita, masalah itu tidak akan serumit yang kita pikirkan. Banyak kasus yang coba aku posisikkan diriku sebagai orang ketiga, bukan sebagai pemeran utama. Hasilnya yah, ternyata penyelesaian nya begitu mudah ketika kita menjadi orang ketiga, namun ada sesuatu yang orang ketiga tidak melihat konflik batin pemeran utama. Hal yang tidak bisa dilihat ketika kita menjadi orang ketiga. Well… inilah mengapa Allah  menganugrahkan tiap manusia memiliki perbedaan cara berpikir untuk menyelesaikan takdir.   

Yah, benar terkadang kita merasa bahwa orang tersebut kompleks , orang tersebut harus nya begini, orang tersebut tidak seharusnya seperti itu. Tahukah pelangi itu beraneka ragam?  Jika hanya terdiri dari satu warna saja maka ia bukan disebut pelangi bukan, begitupula bisa kita analogikan manusia. Kita di ciptakan oleh Allah dengan keragaman cara berpikir untuk menyelesaikan masalah dan jika manusia tersebut dapat menyelesaikan  setiap masalah makan ia akan dapat melihat pelangi. Manusia yang satu dengan manusia yang lain adalah pelangi yang saling melengkapi warnanya untuk menghiasi bumi.

Satu hikmah yang bisa dilihat disekeliling kita ialah, jangan menganggap bahwa hal sekecil apapun adalah hal sepele. Kita bisa melihat ciptaan Nya yang sangat luar biasa, dengan kesempurnaanNYa ia mampu menciptakan makhluk yang mampu berpikir. Jadilah manusia yang berpikir dengan iman dan akal mereka. Bukan manusia yang berpikir hanya dengan akal saja.

“Jadikan setiap kehidupan mu adalah pelajaran.”
By : bunga kesabaran

Selasa, 29 Juli 2014

CORETAN SEDERHANA TENTANG HAKIKAT KESABARAN



Assalamu'alaikum...khaifa khaluk ikhwatifillah.. hari ini menyempatkan menggoreskan kata kata yang bisa kita ambil hikmahnya. setelah beberapa lama vakum semoga ini menjadi tulisan pembawa hikmah tentang hakikat kesabaran yang luas tanpa batas. seperti kesabaran nabi Nuh as. serta kesabaran Rasullulah saw.

Suasana sore di langit bogor, senja yang menapakkan sinar nya mewarnai indah nya sore inni. Sore ini memang tidak seperti sore biasanya karena sore ini bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. Hari yang sangat di tunggu oleh banyak muslim, namun entah mengapa saya menjadi begitu tidak suka dengan suasana Idul Fitri. Di tengah ketidak sukaan ini akhirnya saya menyadari akan satu hal, yaitu keluarga sejati. Apa makna nya, bagaimana membuatnya bahagia dan bagaimana kita melindunginya? Pelajaran yang sangat berharga, ternyata ditengah banyak orang di sekeliling kita hanya ayah, ibu, adik, kakak saja yang sebenar benarnya keluarga yang aka nada di garis terdepan saat kita dalam kondisi paling lemah. 
Ketika salah satu dari mereka pergi menjemput qodarullah, maka seperti burung yang perlahan kehilangan satupersatu bagian tubuhnya. Ia akan menjadi burung yang tak sempurna, walaupun orang lain melihat ia sebagai burung. Namun sebagai burung yang cacat. Belajar dari dua idul fitri mengajari saya tentang satuhal makna kesabaran yang lebih jauh, ternyata ia bukan hanya sebuah kata. Kesabaran adalah ilmu yang sangat sulit seperti halnya ilmu fisika dan matematika. Kesabaran tak berujung, kesabaran hanya berujung keikhlasan dan rasa syukur.

Meski terlihat menyedihkan namun ketika sabar itu kita jadikan benteng kita karena keimanan yang kita miliki maka, yang terlihat menyedihkan justru menjadi luar biasa.  Pesan untuk saudara ku seiman yang masih memiliki tubuh yang utuh ayah ibu adik kakak  maka jagalah mereka bahagiiakanlah mereka, karena kita tidak akan tahu qodarullah itu kapan akan terjadi. Suatu saat pasti akan tiba masa sang takdir menjemput. Dan saat itu waktu kita telah habis untuk bisa membahagiakan mereka.


Kesabaran tidak akan bertanya kapan ia akan berhenti, kesabaran tidak akan bertanya kapan ia selesai dari cobaan, Kesabaran tidak akan mengeluh dikala ujian datang. kesabaran hanya akan tersenyum dan mengatakan bahwa ia bersama Allah, karena Allah selalu bersama orang orang yang bersabar dengan keimananNYa. jadi apapun masalah atau ujiannya tetap bersabar dan tersenyumlah karena Allah selalu bersama kita.

Taqobballahu minna wa minkum…
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1435 H
BY :BUNGA KESABARAN

Selasa, 24 Juni 2014

KESETIAN HATI DAN BINTANG


        Malam menghampiri sang rembulan yang siap menyapa sang hati. Angin bertiup menipis asa dan rasa. Rumput beristirahat dari kehidupannya. Sang hati masih terjaga untuk melihat sang malam. Ia menunggu rembulan memancarkan sinar kepada bintang. Namun rembulan ternyata nampak pucat ia tak secerahnya biasanya, paras rembulan tertutup kelabu awan. Bintangpun kini ikut menghilang mencari sang rembulan yang perlahan menghilang, sang bintang kehilangan rembulan. Senyum rembulan yang mampu menerangi malam yang gelap sangat dirindukan sang hati, kehangatan rembulan yang selalu bersama sang hati menghabiskan malam kini tak ditemuinya kembali.
Sang hati berkata pada bintang“ bintang malam ini sangat gelap janganlah engkau pergi seperti hal nya rembulan.”

Bintang menyapa kepada Sang hati “ aku tidak akan meninggalkanmu wahai hHati, karena dimanapun aku berada aku tetap berada di langit yang sama dimana engkau berada”.

Sang hati mengeluh kepada bintang ” tak ada yang aku miliki lagi Bintang aku hanya memiliki dirimu satu satunya penerang dikala malam ku, aku hanya bisa bertemu dengan mu di malam hari sedang pagi hari aku tak punya asa seakan pagiku adalah malamku”.

Sang bintang merenung “ wahai Hati, begitu sulitkah untuk mu melihat indah nya dunia, kau memiliki waktu 24 jam untuk melihat dunia sedangkan aku hanya beberapa jam saja bisa menikmati dunia ini”.

Sang hati menangis “ dunia ini indah bagi orang orang yang mencintai nya, aku takut Bintang ketika aku mencintai nyaaa mereka akan meninggalkan aku sendirian. Semua yang kurangkai telah aku biarkan pergi ditiup angin kehidupan. Aku lelah Bintang, aku hanya menunggu datang nya kematian.”

Sang bintang iba “ wahai Hati aku tidak tahu kehidupan di dunia sesulit itu, aku mengerti sekarang aku akan selalu setia menunggu dan menjaga mu dalam keimanan. Kesabaran akan menemukan takdirnya, suatu saat engkau akan menemukan kebahagiaan wahai Hati tunggulah ia. Dan hingga saat itu tiba aku akan menemani malam mu memberikan cahaya dengan setia, sepeti hal nya kesetiaan Rembulan pada sang Bintang.”

Sang hati menghapus air mata “ wahai bintang, Rembulan tak pernah pergi ia akan kembali kepada rumahnya. Tunggulah ia dengan kesabaran seperti kesabaran ku dalam menghadapi dunia”

Detik waktu terus dilalui oleh hati dan bintang menunggu dalam kesabaran, karena sesudah kesulitan ada  kemudahan. Semua akan indah pada waktu nya sesuai apa yang tertulis pada kitab lauful mahfudz. Bersabarlah seluas samudra kehidupan tanpa tepi, dan berdoa lah dalam mihrabNya. 

Sabtu, 14 Juni 2014

KESABARAN AKAN MENJEMPUT SANG TAKDIR



Malam yang sepi seperti malam malam lainnya, tiada yang istimewa. Angin bertiup di jendela mengusap wajah yang sedang memikirkan takdir. Hanya tertarik menulis sebuah catatan kesabaran menunggu takdir menjemputnya. Masalah takdir memang sebuah misteri illahi, entah tapi mengapa banyak manusia yang gagal dalam kesabaran padahal cahaya takdir ada diujung jalan yang  ketika ia berjalan selangkah lagi ia akan menemukan kebahagian.  Inilah fenomenanya, banyak orang yang menyalahkan takdir yang tak kunjung datang. Padahal ia tidak melihat sekelilingnya, banyak bunga indah bermekaran, banyak rindangnya pohon yang menyejukkan mata, manusia hanya terfokus kepada tujuannya tapi tidak melihat betapa indah perjalanan dalam kesabaran. Penulis pun pernah merasakannya, mengapa semua takdir tak sejalan dengan harapan, mengapa goresan impian tak sejalan dengan keadaan, lalu “apakah ini takdirku?”.  Pertanyaan demi pertanyaan mengalir seperti arus sungai yang tiada berhenti mempertanyakan keberadaan takdir.
Kerut dahi selalu bertanya kepada sang malam, inikah jalannya.  Banyak manusia yang tertipu dan menyerah kepada takdir, karena menganggap sudah berlari mengejarnya namun tak kunjung sampai. Namun tak sedikit pula yang menyerah karena melihat seseorang dengan mudah menjemput takdirnya. Ini sesuatu yang wajar saudaraku, kesabaran dalam menunggu takdir itu terkadang pahit, kesabaran dalam menunggu takdir itu sulit karena ia akan terus diuji.
Beginilah Allah memberikan kasih sayangNya kepada hambaNya, dengan cara mengujinya seberapa lama ia akan terus berusaha berlari menjemput takdir dalam kesabaran.
            Ishbir … wahai saudara ku….
Allah lebih senang kepada hambaNya yang selalu bersabar dalam menjemput takdir, coba lihat sekelilingmu, banyak bunga liar yang tumbuh ditengah kesepian atau lihatlah didepanmu ada samudra luas dimana banyak saudara mu yang berjuang menerpa badai. Pada dasarnya setelah kesulitan akan datang kemudahan, Allah telah menjanjikan dalam al-quran maka tiada lagi keraguan untuk selalu bersabar. Tersenyumlah karena ternyata Allah banyak menghadirkan banyak nikmat ditengah kesulitanmu. Maka tiada patut kita untuk bersedh atau menangisi takdir yang tak kunjung berujung, karena itu kuasa Allah . kita hanya diminta Allah untuk bersabar dan berikhtiar.
Hakikat kesabaran tak pernah berujung, sebagaimana Rasulullah menghadapi para kaum kafir, sebagaimana nuh bersabar selama ratusan tahun untuk mengajarkan tauhid, sebagaimana adam menemukan hawa, dan sebagaimana siti hajar berlari kebukit safa. Hiduplah dengan mulia untuk terus bersabar dan berikhtiar dalam menjemput takdir. Tuliskan sebanyak banyak takdirmu, karena Allah Maha Melihat dan bersama orang orang yang yakin akan kuasaNya. Kesabaran akan menjemput takdirnya
So keep smile, and keep tegakkan dakwah every where bersama kesabaranmu untuk menjemput takdir impian. ^_^9
By : Bunga Kesabaran

Jumat, 13 Juni 2014

DEMI MASA, HIDUP MULIA ATAU SYAHID


     Kehidupan dunia adalah jalan menuju kehidupan kekal akhirat. Masa yang tak akan pernah bisa diputar kembali ketika hari akhir telah tiba. Semua amalan tertolak, seberapapun kita berusaha hingga  air mata menjadi darah pada saat itu adalah hari terakhir kita berada dalam persinggahan yang sementara. Harta, Tahta, Anak, Istri, Suami, Ibu, Ayah, kekuasaan, dan semua nikmat dunia tidak bisa menjadi penolong di yaumul akhir. Masa itu adalah masa penyesalan bagi orang-orang yang cinta dunia. Kesendirian dalam menghadapi hari pembalasan, hanya segelintir amal yang menemani memberikan cahaya.
Ketika hari itu tiba, maka hanya berharap 1 menit bisa di putar ulang untuk memperbaiki kesalahan dunia hingga melupakan hakikat yang paling hakiki yaitu hari akhir. Namun, saat itu waktu telah habis dan tidak bisa diputar seperti hal nya ketika Fir’aun bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah akan tetapi pintu taubat sudah ditutup. Maka hanya penyesalan… demi penyesalan…mengapa terlalu sibuk dengan urusan duniawi. Teringat satu demi satu kehidupan di dunia apa yang telah ia lakukan, apa yang telah dipersembahkan untuk Allah, hanya tangisan yang tersisa.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Ingatkah ketika Allah berfirman dalam surat Al-Ashr 1-3, kita sebagai manusia adalah orang orang merugi kecuali orang beriman yang beramal sholeh dan saling menasehati dalam kebenaran dan kebaikan. Hidup adalah perjuangan menuju akhirat, jika kita tidak ingin termasuk golongan yang merugi dan menyesal  maka hiduplah dengan mulia. Hidup hanya untuk Allah , dengan mencintai apa yang di cintaiNya dan membenci apa yang di benciNya. Kalimat ini tidak sesederhana yang kita pikirkan, namun ia jauh lebih dalam maknanya. Hidup mulia dengan berani menegakkan syariatNya seperti yang dilakukan Rasulullah saw beserta para sahabatNya. Katakan mana yang Haq dan Bathil diantara lingkungan mayoritas dan kita kaum minoritas.  Perjuangan yang akan memberikan sebuah pengorbanan yang mahal, bahkan jiwa sebagai bayarannya untuk mendapat Ridho Allah.
Ketika kita melihat dua fenomena ini maka dapat kita tarik benang merah yaitu  kehidupan dunia ini ada dua pilihan  hidup mulia atau kita syahid membela dienNya. Inilah sebuah grand desain yang harus dibuat oleh setiap muslim dalam hidup nya. Bukan grand desain impian yang jika dihitung maka akan lebih banyak impian duniawi yang habis ketika kita seudah mendapatkannya. Maka buat lah impian yang tidak akan habis oleh masa, bahkan ia akan menjadi tinta kebanggaan di hadapan Rabb.  
Tegakkan lah dakwah… putarkan lah ia, sehingga menjadi amal jariyah yang mengalir hingga kita bersemayam dalam kubur…
Wahai Rabb izinkan aku mempersembahkan hidup ini untuk engkau sang Maha Pengasih…

By : Tresna Sundari- bunga kesabaran


Senin, 26 Mei 2014

Kala Cinta Bertasbih



Mengubah sedih menjadi bahagia…
Mengubah pahit menjadi manis…
Mengubah putus asa menjadi semangat…
Mengubah api menjadi air…
Mengubah kelam menjadi ceria…
Mengubah pesimis menjadi optimis…

Sepenggal kata yang mampu mendefinisikan ‘cinta’. Cinta yang sebagian orang adalah hal yang indah, layak angin yang menyejukkan. Sungguh keajaiban kata cinta yang mampu mengubah dunia. Berbicara tentang cinta, akan nada segudang cerita tentangnya.  

Indahnya cinta ternyata memang suatu fitrah yang di berikan oleh Allah. Cinta ternyata merupakan hal suci dari sang Maha Cinta. Cinta bisa  luas aplikasinya layaknya samudra yang membentang, cinta kepada keluarga, sahabat, harta, kekuasaan ataupun lawan jenis. Cinta …cinta…cinta…yah tidak ada habisnya ketika kita berbicara tentang cinta. Dalam kesempatan kali ini izinkan saya membahas tentang cinta  yang sedang semarak terjadi dikalangan anak muda saat ini. Cinta dengan lawan jenis, yaitu cinta antara laki dan perempuan, ikhwan dan akhwat, atau cewe dan cowo.

Mengapa hal ini begitu menarik untuk dibahas? Karena jawabannya ada di akhir artikel ini. Melihat fenomena virus merah jambu atau cinta, generasi muda ataupun kader dakwah tak bisa mengelak akan hadir nya virus merah jambu atau cinta ini. Cinta yang tumbuh disaat yang tidak tepat, cinta yang bersemi disaat bukan musimnya seperti itulah cinta yang hadir dikalangan generasi saat ini. Betapa cinta ini sangat berbahaya, mengapa tidak? karena cinta ini mampu mengotori akidah kita jika kita tidak mengelolanya dengan baik. Dengan adanya cinta ini setan lah yang berperan dalam  menyebarnya, karena adanya cinta ini ketaatan kita kepada sang Maha Cinta menjadi teralihkan,  akan lebih banyak waktu untuk memikirkan sang pujaan hati dibandingkan duduk dalam Mihrab cinta mengkaji ayat ayatNya. Berduaan dengan sang pujaan, lebih menyenangkan dibanding berada dalam majlis ilmu bersama orang-orang shaleh. Sungguh wahai saudara ku, ketika fitrah cinta berubah menjadikan kita jauh dariNya maka cinta itu adalah hal yang amat buruk bagimu, dan Allah akan murka dengan dirimu. Naudzubillah …

Betapa bahayanya cinta ini… betapa mengerikannya cinta ini… ketika setan ikut menggoda kita.  Cinta seperti ini bukan hanya terjadi pada laki dan perempuan biasa, bahkan ikhwan dan akhwat berlabel aktifis dakwah pun yang mengetahui betapa mengerikannya cinta ini pun tak bisa menghindar kecuali ia menjadikan Allah satu satunya cinta seperti dalam surat al-baqarah :156
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Alloh; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Alloh. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Alloh”.

 Indahnya dunia akan dihadirkan pada pandangan orang yang sedang jatuh cinta, dunia begitu menyenangkan baginya namun yang sebenarnya terjadi ialah setan sedang tertawa melihat kita menjadi sahabatnya.

Wahai saudara ku… tuturkan lah cinta mu dalam tasbih…
Hanya tasbih dan mengingatnya lah yang menjadikan hati ini tenang,

"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (zikrullah) hati menjadi tenang".Q-S Ar-Ra'd ayat 28. 

Jika kita mencintai seseorang jangan lah mengikuti setan dan terjebak dalam penjara cinta. Cinta adalah fitrah, maka bingkailah ia dalam tasbih. Yakinkan lah dalam diri Allah telah memilih seseorang yang terbaik buat hambanya, dan setiap dari kita telah ditetapkan pasangan seperti dalam surat  an-Nur:26

            ”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”
.

Wahai saudaraku, bingkailah cintamu dalam ketaatan kepada RabbMu..
Wahai saudaraku, janganlah bersedih ketika cinta itu belum hadir bertasbihlah kepadaNya …
Wahai saudaraku, jadikanlah cintamu dalam kehalalan bukan menjadi kemurkaan…

Bagi saudaraku, yang sudah siap maka segerakan sempurnanya agamamu dalam pernikahan.. jangan kau menundanya dan sibuk mencari kriteria idaman, carilah berdasarkan agama karena itulah yang paling baik.

Bagi saudaraku, yang belum siap maka bersabarlah dan bertasbihlah dalam mihrabNya…jangan kau menebar pesona demi mencari sosok yang akan berada dipelaminan.

Kala cinta itu bertasbih dengan menyebut namaNya maka tiadalagi cinta yang paling diridhoi …
Kala cinta itu bersabar dalam mihrabNya maka tiadalagi ketakutan yang ada hanya ketaatan kepadaNya…

-Ana uhibukum fillah ^_^_9 semangat menebar cinta kepada saudara seiman dengan saling menasehati dalam kebaikan. Semoga kita bertemu di JannahNya.-
By: Tresna Sundari




Minggu, 25 Mei 2014

Napas Terakhir dalam Naungan Alquran




Pernah kah suatu, kita memikirkan akan seperti apa proses sakratul maut yang akan kita alami? Terkadang kita terlewat dengan hal ini dan lebih sibuk dengan aktivitas dunia. Kenikmatan dunia seolah membuang ingatan kita akan sakratulmaut. Dunia seakan menjadi fatamorgana yang mengasyikan untuk di jelajahi. Berbangga ria dengan harta, kekuasaan, kecantikan, dan kemegahan dunia, sungguh dunia ini tak patut untuk dikejar hingga kita lari dari akhirat. Ingatkah dalam surat ini, Allah telah memperingatkan kita

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At Takatsur: 1-8).

Saat ajal ini dicabut perlahan malaikat izroil mendatangi kita,  malaikat masuk ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan kita dan kemudian mereka menarik
rohnya melalui kedua telapak kakinya sehingga sampai kelutut.
Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari
lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke  dada dan kemudian mereka keluar. Kemudian  terakhir datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu." Sungguh mengerikan ketika detik detik kematian menghampiri diri ini seperti yang di ucapkan oleh Ibnu Abi Ad-Dunya
2]. Al Maut hlm. 69
Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya"[2]. 

Betapa tidak mengerikan Rasulullah pun pernah mengalami rasa luarbiasa sakit saat sakratulmaut, padahal beliau adalah kekasih-Nya. Malaikat pun mencabut dengan sangat halus, namun begitu luarbiasanya sakratulmaut menjemput hingga Rasulullah pun kesakitan.

 Wahai saudaraku, inginkah ketika napas terakhir kita, hanya lantunan ayat-Nya kah yang kita ingat?

Wahai saudaraku, inginkah ketika detik terakhir di dunia, hanya dzikrullah yang kita serukan?

Wahai saudaraku, inginkah ketika tarikan malaikat ditenggorokan hanya ucapan Laillahaillaulah yang kita ucapkan?

Kembalilah kepada-Nya lewat ayat ayat cinta yang diturunkan kepada kekasih-Nya, cintailah Alquran. Perbanyaklah interaksi dengannya, jangan biarkan hati kita hanya diisi oleh nafsu dunia. Wahai saudaraku, selama napas ini masih berhembus maka selama itu juga jangan tinggal kan alquran.

By : Tresna Sundari ODOJ 10 DIV PENULISSAN


Sabtu, 24 Mei 2014

KETIKA KEMATIAN MENDEKAT, APA YANG SUDAH KITA PERSIAPKAN?


Berbicara tentang kematian seolah hal yang mengerikan, Betapa tidak? Kematian adalah berakhirnya kehidupan dan awal kehidupan yang kekal di alam barzah. Sebagian besar, ketika seseorang ditanya tentang kematian, respon yang  muncul adalah ‘saya belum siap, saya takut, saya masih muda’, rata rata mereka memberikan respon yang menandakan ketakutan akan kematian. Hal ini karena manusia makin mencintai dunia, seperti hadist Rasulullah S.A.W:
Hampir tiba masanya kamu dikerumuni oleh manusia seperti mana orang-orang mengerumuni sesuatu hidangan" Berkata seorang sahabat, "Adakah ia lantaran pada waktu kita yang sedikit?" Nabi menjawab, "Tidak,sebaliknya kamu ramai tetapi kamu menjadi seperti buih ketika berlaku banjir. Allah mencabutkan rasa gerun dari hati musuhmu dan memasukkan perasaan wahan ke dalam hatimu." Sahabat-sahabat bertanya, "Apakah itu wahan?" Bersabda nabi, "Cintakan dunia dan takutkan mati ".(Hadis Riwayat Abu Daud)

Inilah mengapa kematian itu begitu ditakuti oleh manusia. Manusia takut kehilangan semua yang telah ia peroleh di dunia, yang sebenarnya semua adalah titipan Allah S.W.T yang Maha kaya. Manusia lupa bahwa semua yang kita miliki di dunia tidak ada yang yang mampu menolong kita, kecuali amal kebaikan yang kita miliki. Wahai saudaraku begitu dekat kita dengan kematian, termasuk juga diri ini. Bisa jadi saat mengetik kata demi kata ini waktu yang saya miliki sudah habis. Bisa jadi saat kita beraktifitas mengejar dunia, saat itu ajal menjemput dan kita tak sempat melafadzkan kalimat “Laillahailallah” akibat kelalaian kita melupakan Allah. Saya yakin semua muslim memiliki cita cita meninggal dengan gelar khusnul khotimah atau bahkan banyak yang menjadikan syahid sebagai visi hidupnya. Namun, semua itu tidak  diperoleh dengan mudah tanpa rintangan. Jelas Allah S.W.T memberikan peringatan dalam Al-Qur’an:
Qs. Al-Ankabut : 2-3 “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ’Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi ?Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Sungguh malu ketika membaca ayat di atas, ingin syahid? Ingin khusnul khotimah? Lalu pertanyaannya, apa saja yang sudah kita persiapkan? Sudahkah kita bersabar atas segala ujian? Wahai saudaraku, kematian begitu dekat, jangan lagi kita sibuk dengan aktivitas dunia, jangan lagi kita sibuk melakukan maksiat. Ingatkah pesan Allah S.W.T dalam surat Al-Ashr; 1-3:
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Mari kita berubah wahai saudaraku, mulailah kita mencintai Allah S.W.T dengan melakukan banyak kebaikan serta memuji keagungan-Nya. Jangan tertipu dengan harta, gelar, kekuasaan atau kenikmatan yang dihadirkan setan dalam mata kita. Saya tidak lebih baik dari sahabat semua, tapi dengan izin Allah S.W.T, saya selalu mencoba memperbaiki diri dan memberikan manfaat untuk islam. Islamlah agama saya hingga yaumul hisab nanti. Semoga kita bertemu dalam barisan umat Rasulullah S.A.W. Berharap sekali ketika memang kematian sudah menjemput ketika kita sedang berusaha menebar kebaikan dan menebar cahaya islam dengan kelembutan. Berpeganglah secara teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena itulah pedoman utama kita. Cintailah Al-Qur’an agar selalu berinteraksi dengan-NYa. Tegakkanlah sunnah sebagai akhlaq kita. Ana uhibukumfillah.

Penulis: Tresna Sundari ODOJ 10 DIV. PENULISAN
Editor: Triana Candraningrum ODOJ 2918