Senin, 26 Mei 2014

Kala Cinta Bertasbih



Mengubah sedih menjadi bahagia…
Mengubah pahit menjadi manis…
Mengubah putus asa menjadi semangat…
Mengubah api menjadi air…
Mengubah kelam menjadi ceria…
Mengubah pesimis menjadi optimis…

Sepenggal kata yang mampu mendefinisikan ‘cinta’. Cinta yang sebagian orang adalah hal yang indah, layak angin yang menyejukkan. Sungguh keajaiban kata cinta yang mampu mengubah dunia. Berbicara tentang cinta, akan nada segudang cerita tentangnya.  

Indahnya cinta ternyata memang suatu fitrah yang di berikan oleh Allah. Cinta ternyata merupakan hal suci dari sang Maha Cinta. Cinta bisa  luas aplikasinya layaknya samudra yang membentang, cinta kepada keluarga, sahabat, harta, kekuasaan ataupun lawan jenis. Cinta …cinta…cinta…yah tidak ada habisnya ketika kita berbicara tentang cinta. Dalam kesempatan kali ini izinkan saya membahas tentang cinta  yang sedang semarak terjadi dikalangan anak muda saat ini. Cinta dengan lawan jenis, yaitu cinta antara laki dan perempuan, ikhwan dan akhwat, atau cewe dan cowo.

Mengapa hal ini begitu menarik untuk dibahas? Karena jawabannya ada di akhir artikel ini. Melihat fenomena virus merah jambu atau cinta, generasi muda ataupun kader dakwah tak bisa mengelak akan hadir nya virus merah jambu atau cinta ini. Cinta yang tumbuh disaat yang tidak tepat, cinta yang bersemi disaat bukan musimnya seperti itulah cinta yang hadir dikalangan generasi saat ini. Betapa cinta ini sangat berbahaya, mengapa tidak? karena cinta ini mampu mengotori akidah kita jika kita tidak mengelolanya dengan baik. Dengan adanya cinta ini setan lah yang berperan dalam  menyebarnya, karena adanya cinta ini ketaatan kita kepada sang Maha Cinta menjadi teralihkan,  akan lebih banyak waktu untuk memikirkan sang pujaan hati dibandingkan duduk dalam Mihrab cinta mengkaji ayat ayatNya. Berduaan dengan sang pujaan, lebih menyenangkan dibanding berada dalam majlis ilmu bersama orang-orang shaleh. Sungguh wahai saudara ku, ketika fitrah cinta berubah menjadikan kita jauh dariNya maka cinta itu adalah hal yang amat buruk bagimu, dan Allah akan murka dengan dirimu. Naudzubillah …

Betapa bahayanya cinta ini… betapa mengerikannya cinta ini… ketika setan ikut menggoda kita.  Cinta seperti ini bukan hanya terjadi pada laki dan perempuan biasa, bahkan ikhwan dan akhwat berlabel aktifis dakwah pun yang mengetahui betapa mengerikannya cinta ini pun tak bisa menghindar kecuali ia menjadikan Allah satu satunya cinta seperti dalam surat al-baqarah :156
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Alloh; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Alloh. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Alloh”.

 Indahnya dunia akan dihadirkan pada pandangan orang yang sedang jatuh cinta, dunia begitu menyenangkan baginya namun yang sebenarnya terjadi ialah setan sedang tertawa melihat kita menjadi sahabatnya.

Wahai saudara ku… tuturkan lah cinta mu dalam tasbih…
Hanya tasbih dan mengingatnya lah yang menjadikan hati ini tenang,

"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (zikrullah) hati menjadi tenang".Q-S Ar-Ra'd ayat 28. 

Jika kita mencintai seseorang jangan lah mengikuti setan dan terjebak dalam penjara cinta. Cinta adalah fitrah, maka bingkailah ia dalam tasbih. Yakinkan lah dalam diri Allah telah memilih seseorang yang terbaik buat hambanya, dan setiap dari kita telah ditetapkan pasangan seperti dalam surat  an-Nur:26

            ”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”
.

Wahai saudaraku, bingkailah cintamu dalam ketaatan kepada RabbMu..
Wahai saudaraku, janganlah bersedih ketika cinta itu belum hadir bertasbihlah kepadaNya …
Wahai saudaraku, jadikanlah cintamu dalam kehalalan bukan menjadi kemurkaan…

Bagi saudaraku, yang sudah siap maka segerakan sempurnanya agamamu dalam pernikahan.. jangan kau menundanya dan sibuk mencari kriteria idaman, carilah berdasarkan agama karena itulah yang paling baik.

Bagi saudaraku, yang belum siap maka bersabarlah dan bertasbihlah dalam mihrabNya…jangan kau menebar pesona demi mencari sosok yang akan berada dipelaminan.

Kala cinta itu bertasbih dengan menyebut namaNya maka tiadalagi cinta yang paling diridhoi …
Kala cinta itu bersabar dalam mihrabNya maka tiadalagi ketakutan yang ada hanya ketaatan kepadaNya…

-Ana uhibukum fillah ^_^_9 semangat menebar cinta kepada saudara seiman dengan saling menasehati dalam kebaikan. Semoga kita bertemu di JannahNya.-
By: Tresna Sundari




Minggu, 25 Mei 2014

Napas Terakhir dalam Naungan Alquran




Pernah kah suatu, kita memikirkan akan seperti apa proses sakratul maut yang akan kita alami? Terkadang kita terlewat dengan hal ini dan lebih sibuk dengan aktivitas dunia. Kenikmatan dunia seolah membuang ingatan kita akan sakratulmaut. Dunia seakan menjadi fatamorgana yang mengasyikan untuk di jelajahi. Berbangga ria dengan harta, kekuasaan, kecantikan, dan kemegahan dunia, sungguh dunia ini tak patut untuk dikejar hingga kita lari dari akhirat. Ingatkah dalam surat ini, Allah telah memperingatkan kita

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At Takatsur: 1-8).

Saat ajal ini dicabut perlahan malaikat izroil mendatangi kita,  malaikat masuk ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan kita dan kemudian mereka menarik
rohnya melalui kedua telapak kakinya sehingga sampai kelutut.
Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari
lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke  dada dan kemudian mereka keluar. Kemudian  terakhir datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu." Sungguh mengerikan ketika detik detik kematian menghampiri diri ini seperti yang di ucapkan oleh Ibnu Abi Ad-Dunya
2]. Al Maut hlm. 69
Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya"[2]. 

Betapa tidak mengerikan Rasulullah pun pernah mengalami rasa luarbiasa sakit saat sakratulmaut, padahal beliau adalah kekasih-Nya. Malaikat pun mencabut dengan sangat halus, namun begitu luarbiasanya sakratulmaut menjemput hingga Rasulullah pun kesakitan.

 Wahai saudaraku, inginkah ketika napas terakhir kita, hanya lantunan ayat-Nya kah yang kita ingat?

Wahai saudaraku, inginkah ketika detik terakhir di dunia, hanya dzikrullah yang kita serukan?

Wahai saudaraku, inginkah ketika tarikan malaikat ditenggorokan hanya ucapan Laillahaillaulah yang kita ucapkan?

Kembalilah kepada-Nya lewat ayat ayat cinta yang diturunkan kepada kekasih-Nya, cintailah Alquran. Perbanyaklah interaksi dengannya, jangan biarkan hati kita hanya diisi oleh nafsu dunia. Wahai saudaraku, selama napas ini masih berhembus maka selama itu juga jangan tinggal kan alquran.

By : Tresna Sundari ODOJ 10 DIV PENULISSAN


Sabtu, 24 Mei 2014

KETIKA KEMATIAN MENDEKAT, APA YANG SUDAH KITA PERSIAPKAN?


Berbicara tentang kematian seolah hal yang mengerikan, Betapa tidak? Kematian adalah berakhirnya kehidupan dan awal kehidupan yang kekal di alam barzah. Sebagian besar, ketika seseorang ditanya tentang kematian, respon yang  muncul adalah ‘saya belum siap, saya takut, saya masih muda’, rata rata mereka memberikan respon yang menandakan ketakutan akan kematian. Hal ini karena manusia makin mencintai dunia, seperti hadist Rasulullah S.A.W:
Hampir tiba masanya kamu dikerumuni oleh manusia seperti mana orang-orang mengerumuni sesuatu hidangan" Berkata seorang sahabat, "Adakah ia lantaran pada waktu kita yang sedikit?" Nabi menjawab, "Tidak,sebaliknya kamu ramai tetapi kamu menjadi seperti buih ketika berlaku banjir. Allah mencabutkan rasa gerun dari hati musuhmu dan memasukkan perasaan wahan ke dalam hatimu." Sahabat-sahabat bertanya, "Apakah itu wahan?" Bersabda nabi, "Cintakan dunia dan takutkan mati ".(Hadis Riwayat Abu Daud)

Inilah mengapa kematian itu begitu ditakuti oleh manusia. Manusia takut kehilangan semua yang telah ia peroleh di dunia, yang sebenarnya semua adalah titipan Allah S.W.T yang Maha kaya. Manusia lupa bahwa semua yang kita miliki di dunia tidak ada yang yang mampu menolong kita, kecuali amal kebaikan yang kita miliki. Wahai saudaraku begitu dekat kita dengan kematian, termasuk juga diri ini. Bisa jadi saat mengetik kata demi kata ini waktu yang saya miliki sudah habis. Bisa jadi saat kita beraktifitas mengejar dunia, saat itu ajal menjemput dan kita tak sempat melafadzkan kalimat “Laillahailallah” akibat kelalaian kita melupakan Allah. Saya yakin semua muslim memiliki cita cita meninggal dengan gelar khusnul khotimah atau bahkan banyak yang menjadikan syahid sebagai visi hidupnya. Namun, semua itu tidak  diperoleh dengan mudah tanpa rintangan. Jelas Allah S.W.T memberikan peringatan dalam Al-Qur’an:
Qs. Al-Ankabut : 2-3 “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ’Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi ?Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Sungguh malu ketika membaca ayat di atas, ingin syahid? Ingin khusnul khotimah? Lalu pertanyaannya, apa saja yang sudah kita persiapkan? Sudahkah kita bersabar atas segala ujian? Wahai saudaraku, kematian begitu dekat, jangan lagi kita sibuk dengan aktivitas dunia, jangan lagi kita sibuk melakukan maksiat. Ingatkah pesan Allah S.W.T dalam surat Al-Ashr; 1-3:
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Mari kita berubah wahai saudaraku, mulailah kita mencintai Allah S.W.T dengan melakukan banyak kebaikan serta memuji keagungan-Nya. Jangan tertipu dengan harta, gelar, kekuasaan atau kenikmatan yang dihadirkan setan dalam mata kita. Saya tidak lebih baik dari sahabat semua, tapi dengan izin Allah S.W.T, saya selalu mencoba memperbaiki diri dan memberikan manfaat untuk islam. Islamlah agama saya hingga yaumul hisab nanti. Semoga kita bertemu dalam barisan umat Rasulullah S.A.W. Berharap sekali ketika memang kematian sudah menjemput ketika kita sedang berusaha menebar kebaikan dan menebar cahaya islam dengan kelembutan. Berpeganglah secara teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena itulah pedoman utama kita. Cintailah Al-Qur’an agar selalu berinteraksi dengan-NYa. Tegakkanlah sunnah sebagai akhlaq kita. Ana uhibukumfillah.

Penulis: Tresna Sundari ODOJ 10 DIV. PENULISAN
Editor: Triana Candraningrum ODOJ 2918