Malam menghampiri
sang rembulan yang siap menyapa sang hati. Angin bertiup menipis asa dan rasa. Rumput
beristirahat dari kehidupannya. Sang hati masih terjaga untuk melihat sang
malam. Ia menunggu rembulan memancarkan sinar kepada bintang. Namun rembulan
ternyata nampak pucat ia tak secerahnya biasanya, paras rembulan tertutup
kelabu awan. Bintangpun kini ikut menghilang mencari sang rembulan yang
perlahan menghilang, sang bintang kehilangan rembulan. Senyum rembulan yang
mampu menerangi malam yang gelap sangat dirindukan sang hati, kehangatan
rembulan yang selalu bersama sang hati menghabiskan malam kini tak ditemuinya
kembali.
Sang hati berkata pada bintang“ bintang malam ini
sangat gelap janganlah engkau pergi seperti hal nya rembulan.”
Bintang menyapa kepada Sang hati “ aku tidak
akan meninggalkanmu wahai hHati, karena dimanapun aku berada aku tetap berada di
langit yang sama dimana engkau berada”.
Sang hati mengeluh kepada bintang ” tak ada
yang aku miliki lagi Bintang aku hanya memiliki dirimu satu satunya penerang
dikala malam ku, aku hanya bisa bertemu dengan mu di malam hari sedang pagi
hari aku tak punya asa seakan pagiku adalah malamku”.
Sang bintang merenung “ wahai Hati, begitu
sulitkah untuk mu melihat indah nya dunia, kau memiliki waktu 24 jam untuk
melihat dunia sedangkan aku hanya beberapa jam saja bisa menikmati dunia ini”.
Sang hati menangis “ dunia ini indah bagi
orang orang yang mencintai nya, aku takut Bintang ketika aku mencintai nyaaa
mereka akan meninggalkan aku sendirian. Semua yang kurangkai telah aku biarkan
pergi ditiup angin kehidupan. Aku lelah Bintang, aku hanya menunggu datang nya
kematian.”
Sang bintang iba “ wahai Hati aku tidak tahu
kehidupan di dunia sesulit itu, aku mengerti sekarang aku akan selalu setia
menunggu dan menjaga mu dalam keimanan. Kesabaran akan menemukan takdirnya,
suatu saat engkau akan menemukan kebahagiaan wahai Hati tunggulah ia. Dan hingga
saat itu tiba aku akan menemani malam mu memberikan cahaya dengan setia, sepeti
hal nya kesetiaan Rembulan pada sang Bintang.”
Sang hati menghapus air mata “ wahai bintang,
Rembulan tak pernah pergi ia akan kembali kepada rumahnya. Tunggulah ia dengan
kesabaran seperti kesabaran ku dalam menghadapi dunia”
Detik waktu terus dilalui oleh hati dan
bintang menunggu dalam kesabaran, karena sesudah kesulitan ada kemudahan. Semua akan indah pada waktu nya
sesuai apa yang tertulis pada kitab lauful mahfudz. Bersabarlah seluas samudra
kehidupan tanpa tepi, dan berdoa lah dalam mihrabNya.