Berbicara tentang
kematian seolah hal yang mengerikan, Betapa tidak? Kematian adalah berakhirnya
kehidupan dan awal kehidupan yang kekal di alam barzah. Sebagian besar, ketika
seseorang ditanya tentang kematian, respon yang
muncul adalah ‘saya belum siap, saya takut, saya masih muda’, rata rata
mereka memberikan respon yang menandakan ketakutan akan kematian. Hal ini
karena manusia makin mencintai dunia, seperti hadist Rasulullah S.A.W:
“Hampir tiba masanya
kamu dikerumuni oleh manusia seperti mana orang-orang mengerumuni sesuatu
hidangan" Berkata
seorang sahabat, "Adakah ia lantaran pada waktu kita yang sedikit?" Nabi menjawab, "Tidak,sebaliknya
kamu ramai tetapi kamu menjadi seperti buih ketika berlaku banjir. Allah
mencabutkan rasa gerun dari hati musuhmu dan memasukkan
perasaan wahan ke
dalam hatimu." Sahabat-sahabat
bertanya, "Apakah itu wahan?" Bersabda nabi, "Cintakan
dunia dan takutkan mati ".(Hadis
Riwayat Abu Daud)
Inilah mengapa kematian itu begitu
ditakuti oleh manusia. Manusia takut kehilangan semua yang telah ia peroleh di
dunia, yang sebenarnya semua adalah titipan Allah S.W.T yang Maha kaya. Manusia
lupa bahwa semua yang kita miliki di dunia tidak ada yang yang mampu menolong
kita, kecuali amal kebaikan yang kita miliki. Wahai saudaraku begitu dekat kita
dengan kematian, termasuk juga diri ini. Bisa jadi saat mengetik kata demi kata
ini waktu yang saya miliki sudah habis. Bisa jadi saat kita beraktifitas
mengejar dunia, saat itu ajal menjemput dan kita tak sempat melafadzkan kalimat
“Laillahailallah” akibat kelalaian kita melupakan Allah. Saya yakin semua
muslim memiliki cita cita meninggal dengan gelar khusnul khotimah atau bahkan
banyak yang menjadikan syahid sebagai visi hidupnya. Namun, semua itu tidak diperoleh dengan mudah tanpa rintangan. Jelas
Allah S.W.T memberikan peringatan dalam Al-Qur’an:
Qs. Al-Ankabut : 2-3 “Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ’Kami telah
beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi ?Dan sesungguhnya kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.
Sungguh malu ketika membaca ayat di atas, ingin
syahid? Ingin khusnul khotimah? Lalu pertanyaannya, apa saja yang sudah kita persiapkan?
Sudahkah kita bersabar atas segala ujian? Wahai saudaraku, kematian begitu
dekat, jangan lagi kita sibuk dengan aktivitas dunia, jangan lagi kita sibuk
melakukan maksiat. Ingatkah pesan Allah S.W.T dalam surat Al-Ashr; 1-3:
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.
Mari kita berubah wahai saudaraku,
mulailah kita mencintai Allah S.W.T dengan melakukan banyak kebaikan serta
memuji keagungan-Nya. Jangan tertipu dengan harta, gelar, kekuasaan atau
kenikmatan yang dihadirkan setan dalam mata kita. Saya tidak lebih baik dari sahabat
semua, tapi dengan izin Allah S.W.T, saya selalu mencoba memperbaiki diri dan
memberikan manfaat untuk islam. Islamlah agama saya hingga yaumul hisab nanti.
Semoga kita bertemu dalam barisan umat Rasulullah S.A.W. Berharap sekali ketika
memang kematian sudah menjemput ketika kita sedang berusaha menebar kebaikan
dan menebar cahaya islam dengan kelembutan. Berpeganglah secara teguh pada Al-Qur’an
dan As-Sunnah, karena itulah pedoman utama kita. Cintailah Al-Qur’an agar
selalu berinteraksi dengan-NYa. Tegakkanlah sunnah sebagai akhlaq kita. Ana uhibukumfillah.
Penulis: Tresna Sundari
ODOJ 10 DIV. PENULISAN
Editor: Triana
Candraningrum ODOJ 2918
Tidak ada komentar:
Posting Komentar