Rabu, 25 Desember 2013

INDAHNYA KEBERSAMAAN DIPERSATUKAN OLEH IMAN



Bertemu pada awal 2009 sosok yang saat ini selalu bersama dalam barisan dakwah. Berawal dari sebuah pembinaan iman dan dipersatukan oleh robithoh. Sebuah catatan sejarah hidup yang terukir di tahun itu, tahun dimana bertemu dengan sosok pejuang dakwah. Inilah keajaiban sebuah iman, kami dulu tak saling kenal. Bahkan namanya saja hanya terlintas beberapa saar, kami jauh dari kata mengenal dan memahami. Itulah satu fakta bahwa kami memang tidak saling mengenal.

Dipertemukan oleh iman, dahulu kami adalah orang-orang yang jauh dari islam. Masa jahiliyah pernah kami alami, tidak terpikir dahulu kami menemukan sebuah hidayah yang begitu indah. Sungguh saat mengingat bagaimana kita bertemu untuk berjuang menjadi pejuang dakwah. Tahukah bagaimana kaum muhajirin dan kaum anshor dipertemukan dan dipersaudarakan oleh rasulullah saw menyatukannya dalam sebuah ikatan persaudaraan Imam, itulah kami. Tidak butuh waktu lama untuk  mengenal karena rasanya kami memang seperti saudara yang sudah tidaak lama betemu. Sekarang kami berdiri dalam barisan yang sama, dalam medan dakwah yang sama yaitu pasca kampus. Kegelisahan , konflik, prasangka mulai mengerogoti, inilah iman seperti ombak pasang dan surut. Namun sekali lagi selemah lemahnya iman, maka waktulah yang dapat menyembuhkannya karena robithoh.

Tahap tafahum saling memahami telah kami pelajari, walau ujiannya adalah sebuah pertengkaran kecil. namun karena kami dipersatukan oleh iman maka semua ujian akan menjadikan kami semakin kuat dalam menghadapi medan dakwah pasca kampus yang sangat beragam. Saling menguatkan yang lemah, saling memahami, saling peduli itulah makna sebuah ikatan persaudaraan karena iman. Bersama dengan merapatkan barisan dakwah kami akan ciptakan sebuah bakti dakwah masyarakat, meskipun orang akan beranggapan lain namun dakwah ini bukan milik kelompok atau organisasi tertentu tapi dakwah itu dimiliki setiap umat. Bersiap menyongsong kebangkitan dakwah bersama kalian, jadilah ikan paus yang  tidak terpengaruh oleh arus ombak yang berlawanan.

Fightinggggg…….gogoogogo…..^_^

MEWARNAI DAKWAH DENGAN CARA KU....AKAN MENJADI LEBIH INDAH

MEMBANTAH TEORI PENJARA AKHWAT


Akhwat siapa yang tidak mengenal istilah yang sekarang sedang trend di masyarakat terutama kampus, profil seorang akhwat yang memakai jilbab menjuntai lebar, kaki yang di tutupi oleh sarung kaki, dan baju yang kebesaran alias longgar.  Akhwat selalu hadir dengan pesona keanggunan, kelembutan, dan ketawaduan. Fenomena saat ini banyak sekali yang menganggap jika akhwat atau perempuan islam lainnya terkukung oleh sebuah penjara kebebasan, inilah yang sering di usung oleh para kaum feminisme yang mengaku membawa bendera keadilan bagi seorang akhwat atau perempuan. Mereka menganggap bahwa akhwat muslim di bawa ke dalam sebuah penjara dimana kebebasan bereksporasi di kurung. Pakaian akhwat muslimah, mereka dianggap sebagai bentuk kebebasan berekspresi, wanita muslimah tidak dihargai dan dibedakan kedudukannya dengan lelaki. Inilah sebuah paradigma yang amat salah tentang akhwat muslimah.  Islam merupakan agama yang sempurna bagi umatNya, islam mengatur segala aspek termasuk untuk umatNya dimana semua aturan tersebut merupakan sebuah kebaikan.  Yuuk kita lihat bahwa semua yang diatur oleh islam terhadap umatNYa termasuk akhwat atau perempuan merupakan system yang sangat ideal dan bahkan justru menghormati keberadaan wanita atau akhwat
1.  JILBAB INI MENGURUNG KU
Banyak orang berpikir bahwa menggunakan jilbab itu adalah bentuk pengukungan kebebasan seorang wanita untuk berbekspresi dengan busananya. Ketidaknyamannan memakainya, tidak banyak pekerjaann yang bisa aku dapatkan dengan jilbabku, keterbatasan bergerak,  dan masih banyak alasan demi alasan yang dilontarkan menngatasnamakan kebebasan. Ya inilah fenomena yang berkembang, sebuah paradifma yang sangat keliru. Allah memerintahkan secara langsung di alqur’an kepada para akhwat dalam surat an-nuur:31
“Katakanlah kepada wanita yang beriman:"Hendaklah mereka menahan
pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah
menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera
suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara lakilaki
mereka, atau puteraputera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita
Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang
tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita.Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka
agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah kepada
Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (An-Nur : 31)
Dibalik ketentuan yang Allah berikan ternyata di dalamNya terdapat kebermanfaatan luar biasa. Inilah keajaiban berjilbab:
a.  Menjaga seorang wanita dari mata liar hawa nafsu
b.  Menurut penelitian, jilbab bermanfaat untuk melindungi  kulit dari radiasi sinar Uv , dan mencegah terinfeksinya kanker kulit akibat radiasi.

Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (Al Qur'an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” (QS. Al-Anfaal: 32)


Dan adzab yang pedih atau sebagiannya telah turun dalam bentuk kanker yang buruk, yang ia adalah jenis kanker yang paling buruk. Dan penyakit ini timbul karena membiarkan anggota tubuh terkena sengatan sinar Matahari dan secara khusus sinar Ultraviolet dalam rentang waktu yang lama dan itulah yang terjadi pada pakaian mini atau pakaian panti (bikini). Dan kalau diperhatikan maka kanker tersebut menimpa seluruh tubuh dan dengan kadar yang bertingkat-tingkat. Awalnya muncul bercak hitam kecil dan terkadang sangat kecil, dan kebanyakan muncul ditumit atau betis, dan terkadang di mata. Kemudian menyebar ke seluruh tubuh disertai bertambah dan berkembangnya penyakit itu di tempat awal kemunculannya. Kemudian ia menyerang kelenjar limpa (kelenjar getah bening) di atas paha lalu menyerang darah dan akhirnya ia bersarang di hati dan merusaknya.

Dan terkadang ia bersarang di seluruh tubuh, di antaranya tulang-belulang, organ dalam dan ginjal, dan terkadang diikuti dengan hitamnya air kencing disebabkan rusaknya ginjal akibat serangan kanker ganas tersebut.

Dan terkadang berpindah ke janin (bayi) yang ada di perut ibunya, dan penyakit ini tidak memberikan tempo (jeda) yang lama kepavda pengidapnya, sebagaimana pula pengobatan dengan operasi tidak memberikan jaminan keselamatan (kesembuhan) seperti pada kanker-kanker yang lain, yang mana kanker jenis ini tidak mempan diobati dengan terapi sinar X.

Dari sini nampak jelaslah hikmah syari’at Islam dalam mewajibkan wanita memakai busana yang sopan yang menutupi seluruh tubuhnya dengan pakaian yang longgar, tidak ketat, dan tidak tipis, yang disertai dengan toleransi bolehnya terbuka wajah dan telapak tangan.

Maka menjadi jelaslah bahwa pakaian kehormatan diri dan pakaian kesopanan (busana muslimah yang syar’i) adalah pencegah terbaik dari adzab dunia yang terealisaikan dalam bentuk penyakit ini, dan lebih khusus lagi ia (busana syar’i) sebagai pencegah dari adzab akhirat. Kemudian apakah setelah adanya dukungan (penguatan) dari ilmu pengetahuan modern terhadap apa yang telah ditetapkan oleh Syari’at yang mulia ini ada dalil-dalil yang dijadikan landasan untuk pembolehan bersolek dan membuka aurat?!!
2.  AKU INGIN MENJADI WANITA KARIER
Wanita karier berprestasi merupakan impian setiap perempuan, kemandirian, kecerdasan dan kecemerlangan dalam karier di bidang nya masing masing. Namun banyak yang berpendapat bahwa akhwat atau wanita hanya bisa terkurung dalam aktivitas rumah tannga, tidak bisa berkreasi atau bahkan pendidikan menjadi terhalang. Banyak wanita atau para akhwat yang takut menikah dini karena pengaruh paradigm, nanti aku tidak bisa mengambil gelar lebih tinggi, nanti aku tidak bisa berkarier ketika sudah berumah tangga, nannti aku …  alasan yang di keluarkan. Ini menjadi sebuah kesalahan persepsi bahwa islam memenjarakan kreativitas seorang wanita. Kita lihat lah sosok khadijah binti khuwalid yang berperan sebagai istri sekaligus seorang pedagang yang sukses. kesuksesannya tidak membuat ia lupa akan perannya sebagai seorang istri.
3.  IBU RUMAH TANGGA ADALAH PENJARA
Kebanyakan para akhwat ketika sudah berumah tangga melupakan esensi kita sebagai seorang dai. Dengan kesibukkan rutinitas di rumah terkadang menanggalkan aktivitas dakwah sebelum ia menikah. Dalam rumah tangga haruslah membentuk harmonisasi dalam dakwah, dan keluarga. Sebagai seorang akhwat yang cerdas dan sebagai pendidik hendaknya menjadi teladan bagi anak, dan masyarakat dengan aktif dalam kedua ranah tersebut. Banyak para shabiyah yang bisa kita jadikan patokan dalam keluarga dan dakwah. Islam mengajarkan kita untuk seimbang atau tawazun, jangan sampai hakikat kita sebagai dai dilupakan.

Masa emas seorang akhwat tidak terkurung oleh apapun karena islam menghormati,dan melindungi sosok akhwat, bahkan rasullullah saw mengistimewakan seorang akhwat. Tidak ada kata penjara atau pembatasan kebebasan yang ada adalah kebebasan yang mengandung kebermanfaatan, kebebasan yang syar’I, dan kebebasan yang hakiki. Bagi siapaun akhwat, wanita atau perempuan jangan takut berkarya, masuklah diberbagai bidang dan lini dan warnailah dengan kecerdasan mu dalam batasansyar’I . karena islam butuh seorang wanita atau akhwat yang menjadi pendidik, ekonom, militer, kesehatan dll untuk menegakkan dienNya.

Jumat, 29 November 2013

KETIKA AL-QUR’AN MENYENTUH QOLBU



Kumandang adzan isya merayu ku untuk bergegas dari peraduan istirahat, segera ku basuh wajah ini. Dengan lembut maka ku lantunkan ayat demi ayat sebagai rasa cinta ku kepada sang RABB.  Indah sangat indah ternyata, namun tidak seperti biasanya aku menaruh al quran di samping ku untuk ku baca. Ku baca satu persatu ayat, lembar demi lembar tak terasa satu juz , bahkan 3 juz aku aku lahap dengan begitu santai. Sungguh indah ketika kita mendekat kepadaNya, hati ini menjadi tentran bahkan tidak terasa air mata ini menetes ,

Mengapa tidak dari dulu aku merasakan nikmat beribadah seindah ini??
Mengapa baru saat ini…

Inilah hidayah Allah dating dari arah yang tidak terduga, bermula dari 2 bulan lalu, sebuah ajakan seorang sahabat untuk masuk sebuah komunitas membumikan al qur’an yang memanfaatkan salah satu social network nama komunitas ini adalah one day one juz. Dalam pikirku ini hanya sebuah komunitas atau grup biasa, tak ada yang menarik. Akan tetapi entah mengapa, hati mengatakan “ ya ikuti saja lah, toh kan bermanfaat gda salahnya”   ku iyakan saja ajakan sahabat ku. Sebelumnya memang aktivitas ku sebagai seorang karyawan swasta dan mahasiswi ekstensi begitu datar, tiap hari disibukkan oleh aktivitas duniawi bahkan target tilawah pun mengalami penurunan drastic dari paska kampus. Sungguh ironi besar yang dirasakan. Namun Allah masih sangat saying dengan hamba nya yang hina ini, yah hati tergerak mengikuti grup ini. Saat pertama kali bergabung ada rasa yang berbeda, bertemu dengan saudari yang tak pernah bertegur sapa tapi betapa mereka seperti saurada yang sudah lama bersahabat tanpa rasa canggung kami mengakrabkan diri, hal ini mengingatkan aku kepada kisah kaum anshor dan muhajirin yang dipersaudakan karena iman. Masyaallah beruntungnya aku…
Indah sekali Rabb, hadiah yang kau berikan ini…


Waktu demi waktu ku lewati, bersama grup ini awalnya seperti terseok seok, namun melihat saudari ku sangat gigih untuk membumikan al quran, maka mengapa aku tidak bisa…mulai aku coba atur manajemen waktu agar dalam satu hari aku bisa menyelesaikan satu juz, yah memang grup ini di targetkan 1 juz perhari. Aku memulai dengan mengambil waktu kosong , yah tepatnya saat aku berangkat kerja. Jarak antara rumah dan tempat kerja lumayan jauh dan menghabiskan banyak waktu, maka aku putuskan untuk memanfaatkannya. Sebelum berangkat aku sempatkan membuka al qur’an dan membacanya 2 lembar saja. Saat berada di angkot aku dengan khusu membaca satu persatu ayatNya, beberapa orang sering melihat ku tanpa aku memikirkan apa yang mereka pikirkan aku terus asyik dengan al-qur’an ku. Hingga saat ini, sudah 2 bulan berlalu, rasanya jika tidak membuka al-qur’an seperti ada kerinduan mendalam didalamnya…

Masyaallah…
Allah memberikan nikmat luar biasa dalam qolbu ini, tak ada lagi ketakutan keresahan dan kegundahan hati akan dunia..
“fabiayyi ala irobbikumatukadziban( maka nikmat mana yang kau dustakan)”  qs. arrahman
Maka inilah ketika Al-Qur’an menyentuh qolbu
Wahai saudara saudari ku..
Cobalah mendekat denganNYa indah wahai saudariku… lebih indah dari dunia dan seisi alam..
Yukk gabung dengan komunitas penuh berkah ini

#ONE DAY ONE JUZ GENERASI QUR’AN

COMING SOON ...GRAND LAUNCHING ONEDAYONEJUZ

NB: UNTUK BERGABUNG BISA MENGHUBUNGI PANITIA PUSAT 
IKHWAN : 0811806504 (AKH RICKY)
AKHWAT : 08119993387(UKH MONALISA)

Sabtu, 13 Juli 2013

BUNGA KESABARAN



Matahari memberikan kehangatan bagi jiwa rapuh, sinar nya mampu membuat kegelapan menjadi terang. . .
 Matahari tiada letih menyinari kehidupan di dunia, tiada mengeluh ditengah suasana hening kesendirian . . .

                  Impian seperti butir mutiara, indah namun sulit mendapatkannya. Proses panjang menjadi teman yang selalu menemani, kegagalan menjadi sahabat yang selalu menanti kapan pun, duri kehidupan menjadi guru yang selalu mengajarkan makna perjuangan. Saat kita mengambil langkah untuk berani menciptakan sebuah impian maka berarti kita sudah membuat pilihan bahwa jalan kehidupan yang akan kita lalui akan begitu panjang, lelah dan terkadang membuat air mata menjadi seorang teman sejati. Allah Azza Wa Jala memberikan sebuah nikmat bagi orang-orang yang beriman yang selalu memiliki impian untuk dapat bermanfaat bagi lingkungan, nikmat yang diberikan kepada kita dengan cara yang terbaik bahkan mampu meningkatkan derajat kita sebagai seorang hambaNya. Ketika  kita mampu untuk melewatinya dengan penuh kesabaran, ketekunan dan tekad yang kuat tanpa mengenal putus asa. Allah Azza Wa Jalla selalu bersama kita disaat kita mengalami kesulitan.
Allah swt berfirman, “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu.” (QS. Al-Baqarah: 186)

                  Nikmat yang selalu dianggap orang sebagai sebuah ketidakadilan atas dirinya, manusia adalah makhluk lemah yang tiada mengerti sebuah anugrah yang diberikan pada dirinya, yaitu bukan hanya lewat sebuah kesenangan melainkan sebuah ujian.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu.
Qs. Al-baqarah :216
                  Setiap langkah yang kita lakukan dalam menjemput impian akan hadir batu – batu kesulitan terjal dan tinggi yang memaksa kita untuk menyerah. Dalam keadaan inilah segala tekad dan kemauan kita diuji, akankah dikala kita berada titik terbawah kepercayaan akan Kekuasaan Tertinggi di alam Semesta yang mampu membuat hal yang tidak mungkin menjadi hal yang mudah itu masih bersemi dihati kita, akankah semangat itu masih menyala, akankah tekad dan kemauan masih berdiri kokoh walau diterpa badai. Buah keberhasilan tidak akan diperoleh dengan mudah butuh sebuah  proses pematangan yang panjang dan sempurna sehingga akan menghasilkan buah kesuksesan yang manis.
”Kita tidak akan pernah belajar menjadi berani dan sabar jika hanya ada sukacita di dunia ini.”
- Helen Keller -
                   Kesuksesan lahir dari sebuah masalah, bagaimana dengan adanya suatu masalah mampu memberikan sebuah enegi baru. Energi kesabaran yang mampu mengubah keputusasaan menjadi kepercayaan diri, paradigm pesimistis menjadi optimisme, dan lelah menjadi semangat. Kesabaran merupakan kekuatan yang harus dimiliki oleh semua manusia, Rasullulah Saw pun mengajarkan kita untuk selalu bersabar ditengah ujian yang hadir, bagaimana perjuangan Rasullullah selama 63 tahun untuk menegakkan tauhid Allah Azza Wajalla, dengan berbagai siksaan dan ujian disetiap langkah yang dilakukan.
“Bukan karena saya pintar, namun karena saya menghadapi masalah lebih lama.”
- Albert Einstein -
                  Kesabaran tiada berbatas layaknya sebuah samudra,  nilai dari sebuah kesabaran adalah tak terhingga. Dalam kehidupan ini makna kesabaran seperti halnya sebuah teori yang terkadang dalam proses pengaplikasiannya di lapangan begitu sulit. Banyak orang yang berkata bahwa “ kesabaran itu ada batasnya” hal ini merupakan sebuah pernyataan yang salah, pernyataan ini merupakan sebuah alasan akan ketidakpercayaan akan dirinya mampu untuk menyelesaikan sebuah masalah. Sebuah kesabaran tidak memiliki nilai batas, ia tanpa batas. 
Rosulullah SAW bersabda
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu’min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim)

“Jika saya berhasil membuat sebuah penemuan yang berharga, hal tersebut lebih merupakan hasil kesabaran saya dibandingkan dengan keahlian lain yang saya miliki.”
- Sir Isaac Newton –
                  Kesabaran bukan berarti diam, kesabaran bukan berarti menyerah. Amru bin usman mengatakan bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah menerima segala bentuk ujian dengan lapang dan tenang. Sebuah bunga kesabaran akan membawa kita kepada 1000 langkah menuju impian dan target kehidupan. Namun makna kesabaran dalam aplikatif tidak sederhana, terkadang kita telah paham dan mengerti sebuah kesabaran akan tetapi ketika  di pertengahan langkah rasa letih, lelah,  putus asa datang menghampiri. Inilah masa dimana sebuah bunga kesabaran diuji, apakah ia masih menebarkan wangi keikhlasan, apakah ia masih memberikan keindahan tawakal.
              Bunga kesabaran yang kita miliki akan mengajarkan kita untuk berani melangkah, dan berani bangkit ketika jatuh. Kesabaran akan menjadi penolong kita di kala segala masalah menerkam. Allah selalu bersama orang-orang sabar, menguatkan, memantapkan, mengawasi dan menghibur mereka.

“ Hai orang-orang beriman  jadilah sabar dan shalat sebagai penolongmu sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”
QS. Al baqaroh :153


Tegakkan raga mu seperti bunga kesabaran yang selalu setia tersenyum dan bersemangat ditengah teriknya kehidupan. Jalan sebuah kesabaran panjang tak berujung namun indah disekelilingnya. Kesuksesan serta kerberhasilan memerlukan bunga kesabaran, tanpanya maka takkan ada kesuksesan.
Rasullullah pun selalu mengajarkan kesabaran disetiap tindakan. Masalah pun akan menjadi indah ketika kesabaran menjadi tembok pelindung impian kita, dan menjadi kekuatan yang tak terkalahkan saat lelah datang.  Jadilah bunga kesabaran yang tumpuh disetiap keadaan, bermekaranlah dikala ujian datang, tunjukan kelopak ketegaran yang mampu memberikan keindahan akan perjuangan, teruslah tumbuh dan berkembang hingga akhir perjalanan.

“ Jalan menuju impian adalah jalan yang panjang dan berliku, maka siapkan sebuah energi yang takkan pernah habis hingga garis finish, energi yang selalu menjadi pelipur lara, ya energi kesabaran adalah kunci kesuksesan”



SETIAP MANUSIA ADALAH PEMENANG

SETIAP PEMENANG PUNYA CARA TERSENDIRI DALAM MENENTUKAN MENARA KESUKSESANNYA MASING-MASING…

KINI BENTANGKAN LAH KESUKSESAN MU DENGAN CARAMU SENDIRI..

RENCANAKANLAH KESUKSESAN MU..
DAN MAKE DREAM COME TRUE



MAKA BERSIAP-SIAPLAH DENGAN MOMENTUM DIMANA KESUKSESAN AKAN DATANG KEPADAMU..


Jumat, 21 Juni 2013

PERNIK CINTA DIATAS SAJADAH

Siang ini begitu terik, panas nya merasuki kulit menyebabkan keringat yang tak diundang pun jatuh menetes tanpa dipinta. 
" hana, ayo cepatlah sebentar lagi dosen organik akan masuk!!" teriak hawa sambil melambaikan tangannya kepada hana. " iya hawa, sebentar ini aku sudah berlari ko .." hana berkata sambil terengah-engah. 

" kamu sih bawa bukunya banyak banget,, ribet banget sih siap-siapnya, jadi telat kan kita!" hawa berkata sambil menapaki tangga lantai dua tempat dimana kuliah dimulai. 

" afwan, hawa.."  hana pun berkata dengan sisa nafas terakhir sambil menapaki tangga.

aisyah nur hana seorang mahasiswi salah satu kampus di bogor jurusan kimia analisis, sekarang hana memasuki semester 3 dan sedang memasuki masa-masa berkarya dikampus nya. Di kampus, hana bukanlah mahasiswi yang menonjol dalam prestasi tapi dia juga bukan mahasiswi yang bernasib nasakom atau istilah lainnya " nasib satu koma".  Sekilas hana seperti perempuan biasa, namun ada yang berbeda dari dirinya ya ia berpenampilan aneh ditengah kondisi modernisasi anak-anak seusianya yang asyik dengan jeans, hotpants, pakaian jangkis dll. Akan tetapi hana berbeda,  ia justru menutup semua anggota badannya dengan pakaian yang longgar, berbalut rok serta kerudung lebarnya bahkan terkadang hana mendapat julukan " si  Jilbab Gondrong" dari teman-teman sekelasnya. 
" hana..ayo kita kan ada syuro hari ini, kamu lagi ngapain sih ??" hawa mencoba mendekati hana.
 " ups.. ga boleh liat ini buku masa depan aku hhe" hana bergegas menutup buku diary yang ia tulis sejak jam terakhir mata kuliah organik.
" oh gitu ya,, sekarang udah mulai rahasia-rahasiaan yah" hawa kesal sahabatnya mulai memiliki rahasia darinya.
" bukan ko,, ini bukan rahasia, tapi ini rencana masa depan aku. setiap manusia berhak dong merencanakan masa depannya, soal terwujud atau tidak ya kembali lagi terhadap skenario Allah" hana tersenyum mencubit pipi hawa yang gembil.
hana termasuk mahasiswi yang aktif di organisasi kampus, BEM, dan LDK merupakan sarana ia untuk berkarya. 

"Assalamu'alaikum ukh, ada ukh hana, ukh hawa dan ukh fitri" , suara terdengar di balik tabir hijab.

"wa'alaikumusalam, iya disini baru ada hana dan hawa, ukh fitri menyusul terkait masih ada jam kuliah" , sambut oleh hana yang kemudian mendekat ke tabir hijab.
" ya, sudah untuk mengefisienkan waktu kita mulai saja syuro kali ini dengan basmalah, dilanjut tilawah" suara tegas terdengar kembali. 
Suasana syuro begitu tenang dan terkadang sedikit memanas akibat perselisihan pendapat di antara mereka.
" afwan , akh anshori sebelumnya ana mau mengusulkan bagaimana acara leadership training ini di kemas secara menarik, dengan menghadirkan pemateri yang komunikatif, di tambah aplikatif langsung di lapangan" hana berkata dengan tegas namun lembut.
"iya, benar itu sekarang ini kita melihat bahwa banyak mahasiswa yang sudah kehilangan semangat untuk mengikuti acara seperti ini" hawa pun ikut memberikan saran pendkung.
" baiklah, kita buat konsep semenarik mungkin, ana pj kan konsep acara kasar ke masing-masing panitia acara. jadi syuro pekan depan kita bahas konsep ini" anshori berkata.

hana, hawa, fitri dan anshori berada di departemen yang sama di LDK yaitu departemen litbang. merekalah yang bertanggungjawab  untuk mengelola sumber daya manusia di LDK. 

Hana adalah seorang akhwat yang aktif di kampusnya, selain di LDK dia pun bergabung dengan BEM dan tentu di departemen yang sama yaitu litbang. 

" Hana, kamu mau lagsung pulang?? udah malem loh, nginep aja yuk di kosan ku" hawa berkata sambil melipat mukenanya yang ia pakai setelah sholat isya.


" iya, hawa aku pulang saja, khawatir ummi dan abi khawatir nanti klo aku ga pulang " hana menutup al-quran yang telah ia baca.

 " dasar kamu , yah... keras kepalanya ga ilang-ilang dari semester 1" hawa memeluk hana.
" hhe, keras kepala tapi ga keras hati ko.. ya udah aku pulang yah. kamu jangan lupa kerjakan laporan praktikum besok yah..assalamu'alaikum" hana melangkah keluar masjid sambil melambaikan tangannya kepada hawa.

hembus angin malam saat itu begitu menyejukkan hati menemani langkah hana untuk menuju rumah syurganya. semakin malam kota bogor semakin mempesona, mata hana  sejak tadi tidak lepas dari arah jendela 
" subhanallah... Allah Maha Karya, hingga malam pun menjadi sangat indah ditemani sang bulan" hati hana berkata
perjalanan menuju rumah hana memang lumayan jauh sehingga ia selalu menuliskan setiap pelajaran yang ia dapatkan pada hari ini. Tak terasa waktu berjalan cepat hingga hana pun tak sadar bahwa ia sudah sampai di depan gang rumahnya.
"maaf, pak kirii...!" teriak hana dengan halus
" iya, neng... eh. kelewat ya neng??" dengan refleks supir angkot menginjak remnya.
" gpp, pak, saya yang salah terlalu asyik menulis.. hhe ini pak uangnya kembaliannya ambil saja" sambil menyerahkan uang 5000 dari kantongnya
" loh kebanyakan neng, ongkosnya kan cuma 2000" supir angkot berkata dengan wajah yang bingung.
"anggap saja itu rezeki dari Allah buat bapak dan keluarga,..hati-hati ya pak sampai rumahnya salam buat anak bapak ya.."
" ya, makasih banyak ya neng, bapak jarang loh dapet penumpang kaya eneng . abang doain biar jodoh lancar dan dapet yang sholeh.." senyuman ikhlas keluar dari supir angkot yang telah renta.
" aamiin, pak,, saya duluan ya pak, assalamu'alaikum.." hana pergi dengan meninggalkan senyuman terbaiknya.

malam semakin menunjukkan keindahannya, langit bertabur bintang dan bulan bersinar dengan keikhlasannya menemani sang malam. rutinitas inilah yang selalu dijalani oleh hana, setiap detik waktunya hanya untuk bermanfaat bagi lingkungan sekitar kegiatan ini berlangsung hingga 1 tahun lebih. Hingga akhir semester 3 adalah fase perjuangan yang harus hana hadapi.

" hana, abi mu sakit ... semenjak menjemput mu malam kemarin"  ujar umi dengan lembut via telepon.
" abi sakit apa umi??? sudah dibawa ke rumah sakit? terus sekarang umi dimana??" seribu pertanyaan dikeluarkan hana dengan penuh kecemasan kepada ibunya.
" belum dibawa ke rumah sakit , abi bilang ini hanya masuk angin biasa besok sembuh kata nya" umi segera memberi kata kata penenang untuk hana.
" tapi umii...." sahut hana
" ya sudah, nanti hana pulangnya jangan larut malam lagi ya, soalnya abi ga bisa jemput.." umi kembali menenangkan hana
" iya, umii sehabis kuliah selesai hana akan langsung pulang, maafin hana ya umi.. hana selalu merepotkan umi dan abi" hana tidak bisa menahan tetesan air mata nya yang jatuh
" hana sayang, umi dan abi tulus sayang dengan hana,, jadi ga usah merasa merepotkan umi atau abi yah,, sudah hapus air matanya"
" umi, ko tahu hana menangis??? " isakan hana yang terdengar melemah.
" tahu dong, kan umi nya siapa dulu...hhe ya sudah pulang hati-hati ya hana" umi berkata sambil bercanda untuk mencairkan suasana.

setelah beberapa lama hana memperoleh kabar tersebut, hanphone hana bergetar kembali segera hana membuka pesan singkat tersebut.
" assalamu'alaikum, ukh mengingatkan hari ini syuro persiapan bakti sosial di masjid annur jam 16.00. jazakallah" isi pesan singkat dari anshori
" ya Allah aku lupa, hari ini ada syuro... bagaimana ini, semua catatan syuro ada di aku..mana hawa tidak masuk kelas " hana berkata pelan sambil mengayunkan hanphonenya. kemudian ia mencoba meminta izin untuk tidak hadir ke dalam syuro tersebut, huruf per huruf pun ia ketik dengan jarinya yang kecil
" wa'alaikumusalam, akh afwan ana tidak bisa hadir, orang tua ana sedang sakit., hasil syuro minggu kemarin ada di ana, bisakah akhi ambil??? " hana segera menekan tombol kirim ke kontak anshori
tidak lama kemudian bergetar hp hana, dengan cepat ia membaca pesan masuk tersebut.
" oh , iya tdk apa-apa hana, syafakallah ya untuk org tua nya... hasil syuro nya ana ambil jam 3 di masjid ya. syukron" pesan singkat yang dikirimkan anshor pada hana.

matahari mulai meredup sinarnya dan kini berganti senja, semilir angin mengibaskan jilbab lebar yang dikenakan hana memberikan angin kesejukkan bagi siapa saja yang melihatnya. Namun, seraut wajah murung terurai dari matanya. Hana berjalan dengan tatapan kosong hingga ia tak sadar bahwa ansori sedari tadi berjalan dibelakangnya. Anshori merasa tidak enak jika harus mendahului hana, walaupun begitu ia berusaha menjaga pandangan akan tetapi beberapa pertanyaan selalu muncul dalam benaknya " mengapa hana begitu murung???" 
pertanyaan demi pertanyaan muncul, namun anshori kembali sadar bahwa itu bukan urusannya, dan ia kembali beristighfar.

" hana..." panggil hawa yang sedari tadi memperhatikan anshori yang berjalan di belakang hana.
" iya hawa,, kamu sudah selesai kuliahnya, gmn tadi kuis nya lancar kan???" ucap hana dengan berusaha menyembunyikan kesedihannya,\.
" alhamdulillah, lancar pake banget deh.. hhe" sambut hawa dengan ceria 
"alhamdulillah, aku mau ke masjid dulu ya, mau ketemu anhor untuk memberikan file syuro nti sore.." hana berkata dengan lemas
" loh, knp ga td aja ngasihnya.. toh sedari tadi anshor berjalan di belakang mu" ucap hawa yang  sedari tadi penasaran
" oh, masa iya.. aku tidak tahu hawa, kalo aku tau kan aku bisa langsung memberikannya" hana berkata dengan menghembuskan nafasnya
" ya sudah, aku mau cepat pulang, aku ke masjid dulu yah..assalamu'alaikum.."

semelir angin sore itu menerbangkan hijab pemisah antara ruang sholat akhwat dan ikhwan. Masjid sore ini begitu ramai dengan aktivitas dakwah, ya yang biasa dikalangan mahasiswa dikenal dengan syuro/rapat/ meeting. 
Namun di pojok hijab, hana sedang menunggu anshori untuk memberikan sebuah catatan.

" assalamu'alaikum, afwan ada ansori" suara yang begitu lembut namun terasa begitu lemas.
"iya , ini ana anshori" jawab ansori dengan wajah heran.
" ini catatan yang anta butuhkan, ana izin pulang yah. syukron" tukas hana dengan tergesa- gesa segera meninggalkan anshori.
"jazakill..." tak sempat ansori berkata suara dari balik hijab telah menghilang.

sikap hana yang begitu aneh membuat ansori menyimpan beberapa pertanyaan. Hana yang ia kenal bersemangat, nampak bukan seperti hana yang biasanya. Anshori pun mengalihkan pikirannya dengan membaca hasil syuro, tak beberapa lama ia melihat ada serangkai tulisan lain berwarna merah dan ia pun tertarik untuk membacanya.

" Allah hanya kepadaMu aku memohon, tolong jangan berikan cobaan ini kepada pahlawan hamba. cukuplah hamba yang menggantikannya, ia terlihat begitu lemah. beragam permasalahan, aku bisa menghadapinya namun untuk hal ini, aku seperti bayi lemah"

anshori kembali mengerutkan dahi, menandakan rasa penasaran terhadap kondisi hana yang aneh.



TO BE CONTINUE

Selasa, 18 Juni 2013

Cara Mendiskusikan Nikah Pada Orang Tua

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang menyatukan hati-hati kita.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada Nabi kita Muhammad SAW, keluarga dan sahabat, serta seluruh kaum muslimin yang istiqomah menjalankan risalah islam hingga hari akhir nanti.
Banyak keluhan, curhat atau pertanyaan yang masuk pada saya seputar hal tersebut. Dari mulai pihak orangtua yang ‘shock’ dengan teror dari anaknya yang meminta menikah dengan bertubi-tubi, hingga larangan para ortu pada anaknya untuk menikah karena masalah ekonomi dan yang semacamnya.
Sepertinya banyak alasan para orangtua belum mengijinkan anaknya untuk menikah, bahkan sampai pada tahapan ada yang ‘sakit’ jika anaknya kembali membicarakan tentang pernikahan. Namun diantara sekian alasan itu, barangkali ada beberapa hal yang sering muncul di benak para orang tua tentang pernikahan putra-putrinya.
1. Merasa Pernikahan itu tidak perlu cepat-cepat, bisa nanti-nanti saja, apalagi bagi yang anaknya laki-laki.
2. Merasa sang anak belum mampu dan mandiri secara ekonomi.
3. Merasa khawatir dengan pasangan anaknya nanti, apakah sholeh atau tidak , dan sebagainya. Bahkan mungkin sebagian sudah ada yang menyiapkan jodoh bagi anaknya.
Nah, ada beberapa hal yang perlu dijalankan seorang akh/ukhti sebelum berproses menuju pernikahan. Semuanya dijalankan dengan penuh kesungguhan dan lemah-lembut. Jangan memaksakan ‘niat mulia’ ini dengan cara yang tidak mulia. Beberapa hal tersebut antara lain :


Pertama : Menunjukkan Prestasi dan Kemampuan Diri
Hendaknya para akhi/ukhti bisa menunjukkan pada kedua orangtuanya bahwa mereka ini telah ‘layak’ menikah. Bukan lagi anak kecil yang ingin dimanja, bukan lagi ‘sekedar’ mahasiswa biasa yang menanti-nanti gelar sarjana. Yakinkan orangtua dengan parade prestasi, maka insya Allah akan membukakan hati para orang tua untuk menyatakan : oo.. ternyata anak saya mampu.
Karenanya, berprestasilah terlebih dahulu dan tunjukkan pada orang tua agar mereka bisa tenang saat merestui anaknya berproses menuju pernikahan.
Ingat ungkapan salah satu putri Syuaib yang diabadikan dalam Al-Quran :
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya”. (Qoshos 26)
Nah, ketika para orangtua sudah cukup merasa tenang bahwa anaknya punya karakter “ Kuat dan Terpercaya” atau mempunya Performance dan Kredibilitas yang baik, maka insya Allah mereka akan menyetujui setiap usulan dari anaknya, termasuk usulan nikah. Jadi, buktikan dulu pada para orangtua bahwa Anda telah banyak mengukir berprestasi .

Kedua : Memberikan Penjelasan tentang Anjuran Menyegerakan Pernikahan
Terkadang orang-orang tua merasa tenang-tenang saja dengan isu pernikahan. Mereka belum sadar bahwa usia semakin menua dan saatnya untuk menimang cucu telah tiba. Karenanya berikan pemahaman bahwa urusan nikah adalah ibadah mulia yang juga mengikuti kaidah : “ Lebih Cepat Lebih Baik “, hal ini tentu senada dengan isyarat dalam sebuah hadits :
Dari Ali ra, Rasulullah SAW bersabda : “ Wahai Ali, tiga hal yang jangan engkau tunda-tunda (yaitu) : Sholat ketika telah datang waktunya, jenazah yang sudah siap (dimakamkan), dan bujangan yang sudah menemukan pasangannya (yg sekufu) “ (HR Tirmidzi dan Ahmad)

Ketiga : Curhat pada Orangtua tentang Kegelisahan Hati dan banyaknya Godaan di luar sana
Barangkali para orangtua belum sadar sepenuhnya bagaimana kondisi dunia luar yang bisa mengotori hati putra-putrinya. Di sana ada pemandangan syahwati yang bertaburan di jalanan dan sekolahan. Di sana ada satu dua pandangan dan sapaan yang melenakan. Di sana ada ucapan-ucapan indah yang mengotori niat dan hati. Belum lagi dengan iringan lagu-lagu romantis yang senantiasa memprovokasi.
Seorang akhi/ukhti hendaklah dengan jujur menyampaikan kegelisahan ini. Dan dari sanalah kemudian muncul keinginan untuk segera membentengi diri. Mengakhiri segala bentuk romantisme semua yang tiada henti. Sampaikan pada orangtua bahwa anaknya ini ingin menikah untuk menjaga diri dan juga kehormatan keluarga.
Barangkali hadits di bahwa ini bisa jadi bekal untuk berdiskusi :
Dari Abu Hurairah ra , Rasulullah SAW bersabda : “ Ada tiga orang yang wajib bagi Allah menolongnya : orang yang berjihad di jalan Allah, budak ‘Mukatib’ yang ingin membayar pembebasannya, dan seorang yang ingin menikah untuk menjaga dirinya “ (HR Tirmidzi)


Keempat : Meyakinkan tentang rizki dan tekad kuat untuk mandiri
Sungguh kurang layak mengajukan pernikah pada orangtua jika kantong ini belum terisi dari keringat kita sendiri. Memang ada satu dua kasus dimana orangtua ‘sholih’ sangat inisiatif dalam membantu pernikahan anaknya secara finansial. Barangkali ia terinspirasi dengan Nabi Syu’aib yang begitu kooperatif membantu pernikahan putrinya dengan nabi Musa as. Tapi saya yakin tidak banyak orang tua yang semacam itu.
Nah, jadilah kita harus ‘berjanji-janji’ bak politisi untuk mewujudkan kemandirian ekonomi. Sampaikan langkah-langkah Anda ke depan dalam memenuhi kebutuhan dasar sebuah pernikahan. Jika ada satu dua keluarga yang tulus membantu, terima dengan tangan terbuka tapi tidak dalam arti melenakan kita untuk mencari dengan keringat kita sendiri.
Jangan lupa mengingatkan konsep ekonomi ‘Ketuhanan’ yaitu pernikahan adalah salah satu pintu-pintu rizki di muka bumi ini. Betapa banyak yang menjadi kaya dan bersemangat dalam berusaha saat di rumah telah ada bidadari yang memotivasi. Yakinkan para orang tua dengan ayat monumental tentang pernikahan dan rizki
Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahu i. (QS An-Nuur 32)


Kelima : Menyampaikan bahwa Akhlak dan Agama adalah Prioritas Utama dalam mencari pasangan nantinya
Terakhir, meyakinkan bahwa ‘calon mantu’ nanti adalah sosok yang terpilih karena keshalihan dan agamanya. Bukan sekedar tampan dan cantik karena ini bukan audisi model dan artis, bukan pula sekedar kaya raya karena ini bukanlah membuat perusahaan komersial. Tapi yang dicari adalah dua kriteria utama : Akhlak dan Agamanya.
Perlu juga diingatkan pada para orangtua ini dua karakter ini sejak awal, jangan sampai mereka mengharapkan kriteria bermacam-macam yang barangkali justru tidak islami dan mempersulit anaknya dalam menemukan jodohnya. Cukuplah bagi para orangtua peringatan Rasulullah SAW dalam haditsnya :
Dari Abu Hatim ra, Rasulullah SAW bersabda : “ Jika telah datang (melamar) padamu seorang yang engkau ridhoi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dg anakmu), jika engkau tidak melakukannya maka akan muncul fitnah di muka bumi ini dan kerusakan yang besar “ ( HR Tirmidzi dengan sanad yang baik)
Akhirnya, masih banyak tahapan yang harus akhi/ukhti jalankan sebelum memasuki sebuah proses pernikahan. Akan ada hambatan, bahkan mungkin tangisan, tapi yakinlah itu semua akan semakin mendewasakan dan mengokohkan hati untuk menghadapi lebih banyak lagi tantangan usai pernikahan.
Wallahu a’lam bisshowab. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk memahami apa yang kita kaji pagi ini, menjalankannya dengan sepenuh hati. Serta, -tentu saja- mendakwahkannya pada yang lain.
Wassalamu’alaikum wr wb.
Hatta Syamsuddin.Alumni Sudan, penulis dan dosen Mahad Abu Bakar UMS Surakarta. Trainer Motivasi Keislaman dan Keluarga Romantis. Lebih lengkapnya



Baca klik <a href='http://ayonikah.net/cara-mendiskusikan-nikah-pada-orang-tua.html'>http://ayonikah.net/cara-mendiskusikan-nikah-pada-orang-tua.html</a>

Senin, 17 Juni 2013

MANAJEMEN RUMAH TANGGA UNTUK AKHWAT

BIMBINGAN RASULULLAH DALAM KEHiDUPAN BERUMAH TANGGA
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam selaku uswatun hasanah (suri tauladan yang baik) yang patut dicontoh telah membimbing umatnya dalam hidup berumah tangga agar tercapai sebuah kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Bimbingan tersebut baik secara lisan melalui sabda beliau shalallahu ‘alaihi wasallam maupun secara amaliah, yakni dengan perbuatan/contoh yang beliau shalallahu ‘alaihi wasallam lakukan. Diantaranya adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam senantiasa menghasung seorang suami dan isteri untuk saling ta’awun (tolong menolong, bahu membahu, bantu membantu) dan bekerja sama dalam bentuk saling menasehati dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan ketakwaan, sebagaimana sabda beliau shalallahu ‘alaihi wasallam:
اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
“Nasehatilah isteri-isteri kalian dengan cara yang baik, karena sesungguhnya para wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya (paling atas), maka jika kalian (para suami) keras dalam meluruskannya (membimbingnya), pasti kalian akan mematahkannya. Dan jika kalian membiarkannya (yakni tidak membimbingnya), maka tetap akan bengkok. Nasehatilah isteri-isteri (para wanita) dengan cara yang baik.” (Muttafaqun ‘alaihi. Hadits shohih, dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
Dalam hadits tersebut, kita melihat bagaimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam membimbing para suami untuk senantiasa mendidik dan menasehati isteri-isteri mereka dengan cara yang baik, lembut dan terus-menerus atau berkesinambungan dalam menasehatinya. Hal ini ditunjukkan dengan sabda beliau shalallahu ‘alaihi wasallam:
وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ
yakni “jika kalian para suami tidak menasehati mereka (para isteri), maka mereka tetap dalam keadaan bengkok,” artinya tetap dalam keadaan salah dan keliru. Karena memang wanita itu lemah dan kurang akal dan agamanya, serta mempunyai sifat kebengkokan karena diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok sebagaimana disebutkan dalam hadits tadi, sehingga senantiasa butuh terhadap nasehat.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga bahkan ini dianjurkan bagi seorang isteri untuk memberikan nasehat kepada suaminya dengan cara yang baik pula, karena nasehat sangat dibutuhkan bagi siapa saja. Dan bagi siapa saja yang mampu hendaklah dilakukan. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al ‘Ashr: 3)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ
“Agama itu nasehat.” (HR. Muslim no. 55)
Maka sebuah rumah tangga akan tetap kokoh dan akan meraih suatu kehidupan yang sakinah, insya Allah, dengan adanya sikap saling menasehati dalam kebaikan dan ketakwaan.

1. Manajemen Rumah
Seorang  akhwat muslimah layaklah memiliki kemampuan dasar rumah tangga. Kemampuan mengatur pernak-pernik rumah. Dari mulai menyalakan kompor,  memasak, mengatur interior rumah hingga inventori rumah tangga. Ini  adalah skill dasar yang harus dimiliki. Tidaklah dituntut untuk perfect  melakukan segalanya, tetapi minimal mengetahui dasar-dasarnya sehingga  rumah dapat nyaman dihuni, karena kebutuhan akan kenyamanan rumah  menjadi suatu kebutuhan yang mutlak bagi setiap anggota keluarga.  Seorang suami yang lelah sepulang kerja tentu akan bertambah stress  apabila mendapati kondisi rumah yang berantakan, lantai yang belum  dipel, hidangan yang belum tersedia serta cucian yang menumpuk belum  dicuci. Sedikit percikan saja suami akan uring-uringan dan keluarga  yang sakinah mawaddah warahmah hanya tinggal slogan belaka.
Untuk  itu walaupun tidak mutlak semua pekerjaan rumah dilakukan oleh istri,  tetaplah hal ini diperhatikan. Soal siapa yang akan mengerjakan ini dan  mengerjakan itu bisa dikompromikan dengan seluruh keluarga, namun  manajemen rumah tetap ditangan ibu rumah tangga.
Untuk itulah  tarbiyah akhwat selayaknya menyentuh permasalahan ini, karena tidak semua keluarga muslim mampu untuk mempekerjakan khadimat, sehingga  terkadang semua pekerjaan harus dikerjakan sendiri. Bila skill ini  tidak dilatih sejak dini, maka akan menyulitkan akhwat dalam perjalanan  rumah tangga mereka kelak

 2. Manajemen Keuangan
Dalam  banyak rumah tangga seorang istri berperan sebagai Menteri Keuangan.  Seorang suami akan menyerahkan semua nafkahnya—sedikit apapun  jumlahnya—kepada istri. Ini merupakan kewajiban suami walaupun sang  istri juga bekerja dengan pendapatan yang lebih besar. Untuk itu  pengaturan keuangan keluarga menjadi tanggung jawab istri, sehingga  penting bagi setiap akhwat untuk memiliki kemampuan dasar pengaturan  keuangan keluarga. Mudah saja, berapa disisihkan untuk ini, itu dan  sisanya—bila ada—ditabung untuk masa depan. Hindari berhutang, walaupun  hal ini tidak dilarang, tetapi bisa mengundang fitnah apalagi apabila  tidak bisa melunasinya tepat waktu.
 Namun kunci utama dalam  manajemen keuangan bukanlah terletak pada skill atau ketepatan prediksi  pengeluaran, akan tetapi yang dibutuhkan adalah kedewasaan dalam  menerima nafkah dari suami baik nafkah besar ataupun kecil.
Dewasa  dalam menerima nafkah yang sedikit adalah kesabaran dalam menahan  keinginan dan impian. Akhwat adalah seorang wanita juga, yang tidak  banyak berbeda dengan wanita lainnya. Kecenderungan akan perhiasan dan  kemewahan dunia lekat pada jiwanya. Namun bagi keluarga muslim, sebisa  mungkin hal ini ditekan karena rumah tangga islami bukan bersandar keduniawian, tetapi lebih penting kepada berkah dan qona’ah atas harta  tersebut.
Miris mendengar beberapa kasus yang menimpa para ikhwan.  Pada saat mereka mencoba untuk menjalin bahtera rumah tangga dengan  seorang akhwat muslimah. Dengan proses yang bersih, jauh dari ikhtilat  jahiliyyah, namun kemudian ditolak mentah-mentah, baik dari pihak keluarga ( baik dari keluarga ikhwan maupun keluarga akhwat ) maupun  dari akhwat itu sendiri. Hanya karena pendapatan bulanan mereka yang  tidak memenuhi kriteria, walaupun seorang wanita juga memiliki  kebebasan untuk memilih jodohnya, namun janganlah hanya karena harta  dunia cita-cita menjalin rumah tangga Islami terkandaskan.  Teringat  dengan sabda Rasulullah SAW: “Bila datang seorang laki-laki yang engkau  ridhoi agamanya, untuk meminang putrimu maka terimalah” disini  Rasulullah SAW hanya menyebut kriteria agama, bukan harta atau  pangkatnya.

 3. Kedewasaan Mental
Menikah adalah  satu langkah menuju tegaknya Khilafah Islamiyah, maka persiapan mental didalamnya laksana persiapan membangun khilafah itu sendiri.
Dewasa  dalam menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangannya. Untuk itu sebaiknya para akhwat tidak mematok kriteria tinggi dalam mendapati  jodohnya, karena pada akhirnya apabila seseorang dengan kriteria  seperti itu belum juga didapatkan, maka yang ada adalah  kompromi-kompromi, mencoreti beberapa kriteria, yang pada akhirnya  kelanjutan rumah tangganya akan menimbulkan kekecewaan terhadap  pasangannya tersebut, karena tidak sesuai dengan impian. Juga dewasa  dalam menghadapi pernak-pernik hidup berumah tangga, karena menjalin rumah tangga bukan hanya menjalin hubungan antara suami dengan istri,  tetapi juga hubungan antar keluarga, orang tua, mertua hingga tetangga.  Banyak fitnah yang terjadi saat hubungan ini tidak harmonis. Konflik  istri dengan mertua, tetangga dan lain sebagainya akan menyulitkan  menuju keluarga sakinah karena selalu beradu dengan konflik yang tidak  perlu.
Dewasa pula dalam menghadapi kehidupan. Membagi antara  aktifitas rumah tangga, da’wah dan aktifitas lain, karena Islam tidak  mengebiri aktifitas wanita. Semua potensi wanita layaknya dikembangkan  dalam bingkai Islam sehingga menambah dinamika dan keberkahan rumah  tangga tersebut.
Dan terpenting adalah dewasa dalam menghadapi  perubahan, karena antara kehidupan lajang dengan berkeluarga adalah dua  alam yang berbeda. Saat lajang begitu mudahnya seseorang menjalani  aktifitas yang diingini tanpa beban, namun saat berkeluarga akan  terdapat berbagai batasan-batasan di satu sisi dan dukungan-dukungan  disisi lain. Perubahan ini bisa jadi sangat drastis, bisa merubah  segala rencana dan impian yang telah ada.
Seperti contoh: ada akhwat  dari keluarga berkecukupan menikah dengan ikhwan yang sederhana. Segala  fasilitas yang dahulu didapatnya kemudian sirna begitu saja. Bila tidak  dewasa dalam memandang permasalahan ini, maka bahtera rumahtangga  tersebut bisa berantakan. Istri yang menuntut macam-macam sementara  sang suami tidak mampu berbuat apa-apa.
Kita layaknya meneladani  sikap istri Umar bin Abdul Aziz, putri khalifah yang bergelimang  kekayaan dan bertabur perhiasan. Namun ketika sang suami menjadi  khalifah menggantikan ayahandanya, segalanya berubah. Semua perhiasan  dan harta miliknya diserahkan ke Baitul Maal, bahkan hingga Umar wafat  beliau memilih hidup dalam kemiskinan walaupun telah ditawarkan untuk  mengambil kembali harta yang telah disedekahkannya.
Demikianlah,  bahwa begitu banyak potensi wanita, begitu banyak peran yang bisa  diambilnya. Namun tetaplah Islam mengatur peran wanita pada porsinya.  Tidak mengebiri, tidak pula dibiarkan sebebas-bebasnya. Sehingga  kemudian kita dapat menyaksikan sebuah peradaban yang dibangun oleh  insan-insan bertaqwa, dibangun oleh keluarga-keluarga yang Sakinah  Mawaddah Warahmah, dibangun oleh masyarakat yang adil dan terbina  sehingga mewujudkan suatu kesejahteraan, teratur dalam bingkai syari’ah  Allah, berjalan beriringan menggapai ridho ilahi.

SELAIN ITU PERLU JUGA KITA MENJAGA 5 PILAR INI…

1 .Pertama,
”Kalamuna lafdzun mufidun kastaqim” yang artinya bahwa perlu adanya komunikasi dengan menggunakan redaksi yang baik dan patut secara kontinyu.

Sebab sejatinya dalam membina rumah tangga pasangan suami istri tidak lepas dari masalah yang selalu menggelinding dalam kehidupannya,oleh karena itu komunikasi memiliki peran penting dalam memecahkan dan menyelesaikan sebuah masalah.
Kita melihat dalam potret kehidupan sehari-hari banyak dijumpai pasangan suami istri yang terjebak dalam konflik berkepanjangan,hanya karena sebab yang sepele dan remeh.Mereka tidak mampu mengungkapkan keinginan dan perasaan secara lancar kepada pasangannya,yang berdampak muncul salah paham dan memicu emosi serta kemarahan pasangan.Ini menunjukkan adanya komunikasi yang tidak lancar alias gagal,sehingga berpotensi merusak suasan hubungan antara suami dengan istri.Sekali lagi,disinilah pentingnya komunikasi yang aktif antara suami dan istri dalam menjalin hubungan dalam rumah tangga.Agar komunikasi antara suami dan istri bisa efektif,ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kedua belah pihak antara lain:

1.Mengetahui ragam komunikasi,dari berbicara,menulis,hingga menyampaikan pesan berbagai media.
2.Bersikap empati,memposisikan diri anda pada situasi perasaan dan pikiran yang sedang dialami pasangan.
3.Fleksibel,komunikasi kadang memerlukan suasana dan gaya serius,namun ada kalanya lebih efektif menggunakan suasana dan gaya santai.
4.Memahami bahasa non verbal,kadang ekspresi wajah dan bahasa tubuh pasangan anda sudah mengisyaratkan sesuatu pesan.
5.Jadilah pendengar yang baik,jangan mengusai komunikasi dengan terlalu banyak bicara dan tidak mendengar.
6.Egaliter,hilangkan sekat pembatas antara anda dengan pasangan yang menghalangi kehangatan komunikasi.
7.Hindarkan kalimat dan gaya yang menyakiti hati pasangan yang menghalangi kehangatan komunikasi.
8.Sampaikan pesan dengan lembut dan bijak,jangan berlaku kasar dalam komunikasi.
9.Gunakan bahasa dan media yang tepat,sesuai dengan situasi dan kondisi saat melakukan komunikasi.
10.Pilih waktu,suasana dan tempat yang tepat untuk mendukung kelancaran berkomunikasi.


2 .Kedua,”Farfa’ bidhammin” yang artinya mari galang kebersamaan,
yaitu dalam hubungan rumah tangga diperlukan adanya menjalin kebersamaan dalam keluarga.Kebersamaan dalam hal ini tidak sekedar kehadiran fisik belaka,namun adanya keterlibatan emosi pada seluruh anggotanya.Kebersamaan yang terjalin dengan kualitas yang bagus,tidak akan berpengaruh oleh kuantitas waktunya,dalam arti yang lebih luas kebersamaan dapat diartikan sebagai kekompakan.Karena suami dan istri adalah dua insan yang berbeda karakter,sehingga diperlukan suatu kekompakan dan kebersamaan dalam meraih sebuah keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.Ada banyak sarana yang bisa kita mamfaatkan untuk membina kebersamaan dalam keluarga antara lain:Bercanda bersama,bermain bersama,belajar bersama,makan bersama dan sebagainya.Dengan demikian kebersamaan dalam keluarga akan memotivasi keterbukaan dalam keluarga.

3.Ketiga,”Wansiban fathan”,Yaitu adanya transparansi dalam hubungan suami dan istri.

Artinya diperlukan manajemen yang transparan dalam suatu rumah tangga,sehingga dapat menyehatkan dan juga dapat memberikan dampak positif dalam menjaga stabilitas rumah tangga terhadap bentuk-bentuk virus penyakit dalam rumah tangga,seperti rasa curiga,perselingkuhan,rasa tidak dihargai dan tidak bisa berbagi.

4.Keempat,”Wajur kasran”,yang artinya hindari perpecahan.

Maksudnya pasangan suami istri harus mampu mengelolah komflik keluarga.Karena keluarga sakinah bukan berarti keluarga tanpa masalah,tapi lebih kepada adanya keterampilan untuk mengelolah konflik yang terjadi didalamnya.Secara garis besar,ada tiga jenis manajemen konflik dalam rumah tangga,yaitu mencegah terjadinya konflik,mengelolah konflik bila terlanjur berlangsung,dan membangun kembali perdamaian setelah konflik redah.

5.Kelima,”Kadzikrullahi abdahu yasur”,yaitu dengan berdzikir kepada Allah,

maka seorang hamba akan jadi bahagia.Pada pilar pamungkas ini yaitu berdoa kepada Allah,dengan memohon pertolonganNya agar keluarga yang kita bangun menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.Karena doa adalah otak dan sarinya ibadah,yang mengandung arti mengakui atas kelemahan diri dan meyakinkan atas kekuatan dan kekuasaan AllahSWT. Sebab hanya dengan ridha Allah semuanya bisa terwujud,termasuk membangun keluarga sakinah.Dari diskripsi ini dapat kita tarik benang merahnya,bahwa untuk menggapai keluarga sakianah dibutuhkan pilar-pilar yang kokoh yaitu:adanya komunikasi yang baik,menjalin kebersamaan,transparansi,hindari perpecahan,dan banyak berdoa.Insyaallah dengan yakin,dengan lima pilar ini kita dapat menggapai bahtera keluarga bahagia,yang berlabu didermaga keluarga sakinah mwaddah warahmah.Wallahu a’lam bisshowab. (Buhadi Den Anom
Kepala KUA Kec.Sumbermalang Kab.Situbondo)