Kehidupan
dunia adalah jalan menuju kehidupan kekal akhirat. Masa yang tak akan pernah
bisa diputar kembali ketika hari akhir telah tiba. Semua amalan tertolak,
seberapapun kita berusaha hingga air
mata menjadi darah pada saat itu adalah hari terakhir kita berada dalam
persinggahan yang sementara. Harta, Tahta, Anak, Istri, Suami, Ibu, Ayah,
kekuasaan, dan semua nikmat dunia tidak bisa menjadi penolong di yaumul akhir. Masa itu adalah masa
penyesalan bagi orang-orang yang cinta dunia. Kesendirian dalam menghadapi hari
pembalasan, hanya segelintir amal yang menemani memberikan cahaya.
Ketika
hari itu tiba, maka hanya berharap 1 menit bisa di putar ulang untuk memperbaiki
kesalahan dunia hingga melupakan hakikat yang paling hakiki yaitu hari akhir. Namun,
saat itu waktu telah habis dan tidak bisa diputar seperti hal nya ketika Fir’aun bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah akan tetapi pintu taubat sudah ditutup. Maka hanya penyesalan…
demi penyesalan…mengapa terlalu sibuk dengan urusan duniawi. Teringat satu demi
satu kehidupan di dunia apa yang telah ia lakukan, apa yang telah dipersembahkan
untuk Allah, hanya tangisan yang tersisa.
“Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al
‘Ashr: 1-3).
Ingatkah ketika Allah berfirman dalam surat Al-Ashr 1-3, kita sebagai manusia adalah
orang orang merugi kecuali orang beriman yang beramal sholeh dan saling
menasehati dalam kebenaran dan kebaikan. Hidup adalah perjuangan menuju akhirat, jika kita tidak
ingin termasuk golongan yang merugi dan menyesal maka hiduplah dengan mulia. Hidup hanya untuk
Allah , dengan mencintai apa yang di cintaiNya dan membenci apa yang di
benciNya. Kalimat ini tidak sesederhana yang kita pikirkan, namun ia jauh lebih
dalam maknanya. Hidup mulia dengan berani menegakkan syariatNya seperti yang
dilakukan Rasulullah saw beserta para sahabatNya. Katakan mana yang Haq dan Bathil diantara lingkungan mayoritas dan kita kaum minoritas. Perjuangan yang akan memberikan sebuah
pengorbanan yang mahal, bahkan jiwa sebagai bayarannya untuk mendapat Ridho
Allah.
Ketika kita
melihat dua fenomena ini maka dapat kita tarik benang merah yaitu kehidupan dunia ini ada dua pilihan hidup mulia atau kita syahid membela dienNya.
Inilah sebuah grand desain yang harus dibuat oleh setiap muslim dalam hidup
nya. Bukan grand desain impian yang jika dihitung maka akan lebih banyak impian
duniawi yang habis ketika kita seudah mendapatkannya. Maka buat lah impian yang
tidak akan habis oleh masa, bahkan ia akan menjadi tinta kebanggaan di hadapan
Rabb.
Tegakkan lah
dakwah… putarkan lah ia, sehingga menjadi amal jariyah yang mengalir hingga
kita bersemayam dalam kubur…
Wahai Rabb
izinkan aku mempersembahkan hidup ini untuk engkau sang Maha Pengasih…
By : Tresna
Sundari- bunga kesabaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar