Jumat, 13 Juni 2014

DEMI MASA, HIDUP MULIA ATAU SYAHID


     Kehidupan dunia adalah jalan menuju kehidupan kekal akhirat. Masa yang tak akan pernah bisa diputar kembali ketika hari akhir telah tiba. Semua amalan tertolak, seberapapun kita berusaha hingga  air mata menjadi darah pada saat itu adalah hari terakhir kita berada dalam persinggahan yang sementara. Harta, Tahta, Anak, Istri, Suami, Ibu, Ayah, kekuasaan, dan semua nikmat dunia tidak bisa menjadi penolong di yaumul akhir. Masa itu adalah masa penyesalan bagi orang-orang yang cinta dunia. Kesendirian dalam menghadapi hari pembalasan, hanya segelintir amal yang menemani memberikan cahaya.
Ketika hari itu tiba, maka hanya berharap 1 menit bisa di putar ulang untuk memperbaiki kesalahan dunia hingga melupakan hakikat yang paling hakiki yaitu hari akhir. Namun, saat itu waktu telah habis dan tidak bisa diputar seperti hal nya ketika Fir’aun bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah akan tetapi pintu taubat sudah ditutup. Maka hanya penyesalan… demi penyesalan…mengapa terlalu sibuk dengan urusan duniawi. Teringat satu demi satu kehidupan di dunia apa yang telah ia lakukan, apa yang telah dipersembahkan untuk Allah, hanya tangisan yang tersisa.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Ingatkah ketika Allah berfirman dalam surat Al-Ashr 1-3, kita sebagai manusia adalah orang orang merugi kecuali orang beriman yang beramal sholeh dan saling menasehati dalam kebenaran dan kebaikan. Hidup adalah perjuangan menuju akhirat, jika kita tidak ingin termasuk golongan yang merugi dan menyesal  maka hiduplah dengan mulia. Hidup hanya untuk Allah , dengan mencintai apa yang di cintaiNya dan membenci apa yang di benciNya. Kalimat ini tidak sesederhana yang kita pikirkan, namun ia jauh lebih dalam maknanya. Hidup mulia dengan berani menegakkan syariatNya seperti yang dilakukan Rasulullah saw beserta para sahabatNya. Katakan mana yang Haq dan Bathil diantara lingkungan mayoritas dan kita kaum minoritas.  Perjuangan yang akan memberikan sebuah pengorbanan yang mahal, bahkan jiwa sebagai bayarannya untuk mendapat Ridho Allah.
Ketika kita melihat dua fenomena ini maka dapat kita tarik benang merah yaitu  kehidupan dunia ini ada dua pilihan  hidup mulia atau kita syahid membela dienNya. Inilah sebuah grand desain yang harus dibuat oleh setiap muslim dalam hidup nya. Bukan grand desain impian yang jika dihitung maka akan lebih banyak impian duniawi yang habis ketika kita seudah mendapatkannya. Maka buat lah impian yang tidak akan habis oleh masa, bahkan ia akan menjadi tinta kebanggaan di hadapan Rabb.  
Tegakkan lah dakwah… putarkan lah ia, sehingga menjadi amal jariyah yang mengalir hingga kita bersemayam dalam kubur…
Wahai Rabb izinkan aku mempersembahkan hidup ini untuk engkau sang Maha Pengasih…

By : Tresna Sundari- bunga kesabaran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar