Selasa, 24 Juni 2014

KESETIAN HATI DAN BINTANG


        Malam menghampiri sang rembulan yang siap menyapa sang hati. Angin bertiup menipis asa dan rasa. Rumput beristirahat dari kehidupannya. Sang hati masih terjaga untuk melihat sang malam. Ia menunggu rembulan memancarkan sinar kepada bintang. Namun rembulan ternyata nampak pucat ia tak secerahnya biasanya, paras rembulan tertutup kelabu awan. Bintangpun kini ikut menghilang mencari sang rembulan yang perlahan menghilang, sang bintang kehilangan rembulan. Senyum rembulan yang mampu menerangi malam yang gelap sangat dirindukan sang hati, kehangatan rembulan yang selalu bersama sang hati menghabiskan malam kini tak ditemuinya kembali.
Sang hati berkata pada bintang“ bintang malam ini sangat gelap janganlah engkau pergi seperti hal nya rembulan.”

Bintang menyapa kepada Sang hati “ aku tidak akan meninggalkanmu wahai hHati, karena dimanapun aku berada aku tetap berada di langit yang sama dimana engkau berada”.

Sang hati mengeluh kepada bintang ” tak ada yang aku miliki lagi Bintang aku hanya memiliki dirimu satu satunya penerang dikala malam ku, aku hanya bisa bertemu dengan mu di malam hari sedang pagi hari aku tak punya asa seakan pagiku adalah malamku”.

Sang bintang merenung “ wahai Hati, begitu sulitkah untuk mu melihat indah nya dunia, kau memiliki waktu 24 jam untuk melihat dunia sedangkan aku hanya beberapa jam saja bisa menikmati dunia ini”.

Sang hati menangis “ dunia ini indah bagi orang orang yang mencintai nya, aku takut Bintang ketika aku mencintai nyaaa mereka akan meninggalkan aku sendirian. Semua yang kurangkai telah aku biarkan pergi ditiup angin kehidupan. Aku lelah Bintang, aku hanya menunggu datang nya kematian.”

Sang bintang iba “ wahai Hati aku tidak tahu kehidupan di dunia sesulit itu, aku mengerti sekarang aku akan selalu setia menunggu dan menjaga mu dalam keimanan. Kesabaran akan menemukan takdirnya, suatu saat engkau akan menemukan kebahagiaan wahai Hati tunggulah ia. Dan hingga saat itu tiba aku akan menemani malam mu memberikan cahaya dengan setia, sepeti hal nya kesetiaan Rembulan pada sang Bintang.”

Sang hati menghapus air mata “ wahai bintang, Rembulan tak pernah pergi ia akan kembali kepada rumahnya. Tunggulah ia dengan kesabaran seperti kesabaran ku dalam menghadapi dunia”

Detik waktu terus dilalui oleh hati dan bintang menunggu dalam kesabaran, karena sesudah kesulitan ada  kemudahan. Semua akan indah pada waktu nya sesuai apa yang tertulis pada kitab lauful mahfudz. Bersabarlah seluas samudra kehidupan tanpa tepi, dan berdoa lah dalam mihrabNya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar