Minggu, 30 Desember 2012

THE POWER OF MAN JADDA WA JADA


AKU Vs TARGET KU


Berawal dari tahun 2009, tahun yang membawa ku menjadi seorang manusia yang penuh dengan impian. Perkenalkan aku adalah Tresna Sundari Amd.Ak, jika dilihat awal tahun 2009 aku bukanlah seorang visioner yang memiliki segudang mimpi, ya aku adalah mahasiswi biasa yang menjalankan kegiatan akademik secara kontinu. Tiada yang berbeda dengan mahasiswi lain kegiatan ku hanya kuliah, organisasi sekedarnya, dan pulang. Saat itu aku belajar disebuah kampus kecil “Akademi Kimia Analisis Bogor”.  Inilah kehidupan ku, biasa saja. Namun ditengah perjalanan keadaan memaksa ku menangis, ya seperti yang kita tahu aku berkuliah di tempat yang memerlukan banyak energi untuk berfikir “ kimia analisis” . Aku menangis karena sepertinya aku tidak bisa bertahan di kampus yang mata kuliah nya begitu sulit bagi ku, memang awal nya aku masuk ke kampus ini memang karena keinginanku yang begitu tertarik dengan kimia. Pikiran ku saat itu sangat polos dengan dukungan penuh dari orang tua aku pun bertekad untuk masuk kampus ini. Hari demi hari kulewati perjuangan ku bertambah besar, dengan kondisi ku yang tidak “ kost” melainkan pulang pergi dimana perjalanan yang harus aku tempuh selama 1,5 jam, setiap kali selesai kuliah aku selalu menghabiskan sisa waktu istirahat ku di angkot. Keadaan ini membuat aku kehabisan waktu untuk belajar, terkadang ketika sampai dirumah aku sudah langsung terbaring mengistirahatkan badan. Seiring dengan berjalan nya waktu, alhasil aku mendapatkan nilai rantai carbon. Sungguh ini adalah hal yang tidak pernah aku bayangkan orang tua ku bersusah payah membayar uang kuliah , hanya rantai karbon yang bisa aku persembahkan??  ini membuat ku menangis. Beberapa hari aku merenung bahwa ada yang salah dalam diriku, kehidupan yang ku lalui begitu biasa saja maka dari itu aku memutuskan untuk keluar dari zona aman ku. Berani melangkah, dengan modal sebuah tekad aku mencoba merencanakan target impian ku. Aku tuliskan di sebuah buku agenda kecil.
1.      Semester 2 harus bisa mendapat IP 3.5
2.      Memperoleh beasiswa.
3.      Aktif di 2 organisasi atau lebih.
4.      Memakai rok dan berhijab..
5.       Lulus tepat waktu dengan IPK 3.00


Inilah beberapa target impian yang aku ingat saat itu, yang pernah jari ini tuliskan kata perkata dengan penuh semangat. Aku mencoba bangkit dan memiliki sebuah semangat baru, ya aku berusaha dengan sangat keras. Setiap kali pulang aku habiskan waktu istirahat ku di mobil(tidur) dan saat berangkat kuliah aku habiskan waktu untuk belajar mata kuliah sebelumnya dan yang akan dipelajari. Aku pun sebelum pulang kuliah mencari bahan laporan untuk praktikum esok hari, disela-sela waktu istirahat yang panjang aku menulis laporan untuk beberapa hari sehingga malam harinya aku bisa belajar materi yang akan dipraktikan. Aku mulai memahami satu persatu mata kuliah, akhir semester merupakan momen yang aku tunggu. Inilah saatnya aku buktikan bahwa usaha sungguh-sungguhku serta doa malam ku akan berhasil. Moment yang ditunggu pun tiba aku melihat dengan mata terpukau, bagaimana tidak karena hasil indeks prestasi ku semester 2 sebesar 3.55 melebihi target yang aku rencanakan, melebihi impian ku. Sungguh aku mendapat sebuah suntikan energi luar biasa yang mengantarkan aku pada 100 langkah menuju impian ku yang lain. Aku tidak berhenti hingga mimpi pertama lalu aku meng-azzamkan dalam diri bahwa diri ini harus bermanfaat untuk orang lain, aku sadar Allah lah yang memberikan atas apa yang aku usahakan, maka aku sekarang mulai mendedikasikan diri dalam organisasi. Aku selalu berusaha untuk mempersembahkan terbaik  baik organisasi dan akademik, akhirnya mimpi ketiga untuk aktif di 2 organisasi terealisasi kembali. Sungguh ini semakin membuat aku menjadi semakin yakin makna usaha sungguh-sungguh serta doa yang tulus.

Sekarang aku mulai menyusun rencana untuk mewujudkan mimpi kedua “ memperoleh beasiswa”, disini aku mulai bingung, bagaimana tidak di kampusku memang jarang mengadakan beasiswa atau informasi beasiswa sangat minim. Aku sempat menyerah, tapi Allah memberikan aku kesempatan ternyata ada di kampus ku ada semacam uang penghargaan bagi mahasiswa/i yang memiliki IPK 3.1. Angin segar datang ternyata nama ku tercantum dalam daftar nama mahasiswi yang memperoleh uang penghargaan. Sekali lagi aku tidak berheti untuk bermimpi, suatu ketika di kampus terdapat sebuah program beasiswa yang diperuntukkan para aktivis kampus, berhubung aku pada saat itu ikut aktif dan tergabung adalam dua organisasi maka aku beranikan diri untuk mengikuti program tersebut, dengan bermodal keberanian dan semangat. Setiap persyaratan aku persiapkan dengan matang dan tahap seleksi pun aku ikuti dengan semangat 45. Waktu pengumuman pun tiba da sekitar 3 orang pemenang di umumkan, hati ku bergetar kala itu saat satu persatu nama disebutkan tidak tercantum nama ku. Sungguh rasa kecewa dan frustasi menerpa ku saat itu. Namun aku tidak pantang menyerah, berarti kegagalan hari ini aharus aku evaluasi bagian mana yang aku tidak optimal. Selang enam bulan kemudian, program tersebut diadakan kembali oleh para alumni. Hati merasa tidak pantas ikut program tersebut, hingga pada batas terakhir pengumpulan naskah essay tentang impian aku belum membuat nya. Saat itu aku masih santai berada dikosan salah satu teman kosan, dengan bermodalkan sebuah netbook miliknya aku tiba-tiba mulai mengetik satu persatu rangkaian impian ku secara terstruktur. Entah mengapa hati ku berbicara mendorong diri ku untuk mengikuti kembali program beasiswa tersebut, berbekal waktu yang minim dan essay seadanya. Bismillah aku mencoba nya, tahapan demi tahapan aku lalui aku tidak berharap banyak dengan semua ini. Saat pengumuman itu tiba, dengan santai aku melihat sekelilingku menebak siapa yang akan memenangkan beasiswa tersebut, tiba-tiba salah seorang teman menepuk bahu ku, dan berkata bahwa nama ku dipanggil sebagai salah satu pemenang beasiswa. Sungguh saat aku mendengar dan maju ke depan tangan ini bergetar, kaki ini tak mampu menopang badan rasa nya. Inilah sekelumit cerita tentang mantra sebuah impian yang mampu membuat fiksi menjadi nyata. Maka buatlah menara impian kalian sendiri dan jangan takut untuk menggapai nya.

MAN JADDA WA JADA 

2 komentar:

  1. assalamualaikum. saudari dari malaysia di sini. :) saya sedang mengikuti praktikal di salah sebuah kilang di malaysia. saya mengambil jurusan sains makanan di universiti di malaysia.. saya ingin berterima kasih kepada saudari kerana menulis cerita saudari ini di ruangan bunga kesabaran ini. entah kenapa, saya bukan lah pembaca blog yang tegar, apa tah lagi blog yang panjang macam ni. hehe. tapi mungkin benar, hidayah Allah itu datang dari segala macam cara. mesej saudari iaitu man jadda wa jadda akan insyaAllah saya praktik kan dalam kehidupan seharian saya. doakan saya ya ;)) <3 salam dari saya, intan. :)

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah setelah membaca blog ini saya seperti mendapat sugesti positif.
    Terimakasih ya teh untuk postingannya (yang secara tidak langsung memberikan motivasi kepada saya)
    Saya benar-benar bersyukur dapat menemukan postingan ini :)

    BalasHapus